Makalah Mini Riset “PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA”
MINI RISET
“PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA “
Dikerjakan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah
Ekonomi Pembangunan
Oleh :
NAMA
: NAZLAH HANIM NASUTION
NIM : 7133341034
PRODI :
PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Pertumbuhan ekonomi adalah
proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan
menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi
dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Pada setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu
mengumpulkan data-data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan
GNP relatifnya dan dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-angka
pertumbuhan yang membesarkan hati. Pengejaran pertumbuhan merupakan tema
sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia ini. Seperti kita telah
ketahui berhasil atau tidaknya program-program pembangunan di negara-negara
dunia ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi rendahnya tingkat pertumbuhan
ekonomi sebagai tolak ukur penilaian pertumbuhan ekonomi nasional sudah
terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas, untuk itu kita diharapkan
tidak tertinggal dan mau tidak mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan
sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut.
Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi memliki
definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output
perkapita yang terus-menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut
merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian
semakin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya semakin tinggi pula
kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu
distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan
pendapatan perkapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi
ekonomi rill melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan
pengetahuan, peningkatan keterampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan
manajemen.
Rumusan Masalah
Berdasarkan tema yang akan diangkat kami merumuskan masalah sesuai pertanyaan
yang telah kami susun. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang telah kami
susun:
- Apakah yang dimaksud pertumbuhan ekonomi?
- Apa saja faktor Teori pertumbuhan ekonomi menurut para ahli?
- Bagaimana ciri – ciri pertumbuhan ekonomi?
- Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi?
- Apa saja yang menjadi perdebatan masalah pertumbuhan?
- Apa saja yang menjadi masalah distribusi pendapatan dan kemiskinan?
- Bagaimana pertumbuhan ekonomi10 tahun terakhir?
- Apa saja strategi pertmbuhan ekonomi dan Peran pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi?
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah tentang masalah pokok pembangunan, yaitu:
- Mengetahui pertumbuhan ekonomi, Ciri – ciri pertumbuhan ekonomi, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan perdebatan masalah pertumbuhan.
- Mengetahui masalah distribusi pendapatan, kemiskinan,
- Mengetahui bagaimana pertumbuhan ekonomi 10 tahun terakhir
- Mengetahui strategi pertumbuhan ekonomi dan peran pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan
ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu Negara yang
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Menurut Sukirno (2000) pertumbuhan ekonomi
berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan
jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat
meningkat. Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi.
2.
TEORI
PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah
satu bidang penyelidikan yang telah lama dibahas oleh ahli-ahli ekonomi.
Berikut ini diuraikan teori-teori pertumbuhan ekonomi dari berbagai aliran.
a. Aliran Merkantilisme
Pertumbuhan ekonomi atau
perkembangan ekonomi suatu negara menurut kaum Merkantilis ditentukan oleh
peningkatan perdagangan internasional dan penambahan pemasaran hasil industri
serta surplus neraca perdagangan.
b. Aliran Klasik
Tokoh-tokoh aliran Klasik antara lain Adam Smith dan
David Ricardo.
1. Adam Smith
Adam Smith mengemukakan teori
pertumbuhan ekonomi dalam sebuah buku yang berjudul An Inquiry Into the Nature
and Causes of the Wealth of Nations tahun 1776. Menurut Adam Smith, ada empat
fackor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu:
a) jumlah penduduk,
b) jumlah stok barang-barang modal,
c) luas tanah dan kekayaan alam, dan
d) tingkat teknologi yang digunakan.
2. David
Ricardo
David Ricardo mengemukakan teori
pertumbuhan ekonomi dalam sebuah buku yang berjudul The Principles of Political
Economy and Taxation. Menurut David Ricardo, pertumbuhan ekonomi suatu Negara
ditentukan oleh pertumbuhan penduduk, di mana bertambahnya penduduk akan
menambah tenaga kerja dan membutuhkan tanah atau alam.
c. Aliran Neo Klasik
Tokoh-tokoh aliran Neo Klasik di
antaranya Schumpeter, Harrod – Domar, dan Sollow – Swan.
1. Schumpeter
Teori Schumpeter menekankan tentang
pentingnya peranan pengusaha dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi dan para
pengusaha merupakan golongan yang akan terus-menerus membuat pembaruan atau
inovasi dalam ekonomi. Hal ini bertujuan untuk peningkatan pertumbuhan
perekonomian jika para pengusaha terus-menerus mengadakan inovasi dan mampu
pengadakan kombinasi baru atas investasinya atau proses produksinya. Adapun
jenis-jenis inovasi, di antaranya dalam hal berikut.
a) Penggunaan teknik produksi.
b) Penemuan bahan dasar.
c) Pembukaan daerah pemasaran.
d) Penggunaan manajemen.
e) Penggunaan teknik pemasaran.
2. Harrod – Domar
Dalam analisis teori pertumbuhan
ekonomi menurut Teori Harrod – Domar, menjelaskan tentang syarat yang harus
dipenuhi supaya perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh (steady
growth) dalam jangka panjang. Asumsi yang digunakan oleh Harrod–Domar dalam
teori pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh beberapa hal-hal berikut.
a) Tahap awal perekonomian telah mencapai tingkat full
employment.
b) Perekonomian terdiri atas sektor rumah tangga
(konsumen) dan sektor perusahaan (produsen).
c) Fungsi tabungan dimulai dari titik nol, sehingga
besarnya tabungan proporsional dengan pendapatan.
d) Hasrat menabung batas (Marginal Propencity to Save)
besarnya tetap.
Sehingga menurut Harrod – Domar pertumbuhan ekonomi
yang teguh akan mencapai kapasitas penuh (full capacity) dalam jangka panjang.
3. Sollow–Swan
Menurut teori Sollow–Swan, terdapat
empat anggapan dasar dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomi.
a) Tenaga kerja (penduduk) tumbuh dengan laju
tertentu.
b) Fungsi produksi Q = f (K,L) berlaku bagi setiap
periode (K : Kapital, L : Labour).
c) Adanya kecenderungan menabung dari masyarakat.
d) Semua tabungan masyarakat diinvestasikan.
d. Aliran Historis
d. Aliran
historis
Tokoh-tokoh yang menganut aliran
historis antara lain Friederich List, Bruno Hildebrand, Karl Bucher, Werner
Sombart, dan Walt Whitman Rostow.
1) Friederich List (1789–18456)
Menurut Friederich List,
perkembangan ekonomi ditinjau dari teknik berproduksi sebagai sumber
penghidupan.Tahapan pertumbuhan ekonominya antara lain: masa berburu atau
mengembara, masa beternak atau bertani, masa bertani dan kerajinan, masa
kerajinan industri dan perdagangan. Buku hasil karyanya berjudul Das Nationale
System der Politischen Oekonomie (1840).
2) Bruno Hildebrand (1812–1878)
Menurut Bruno Hildebrand,
perkembangan ekonomi ditinjau dari cara pertukaran (tukar-menukar) yang
digunakan dalam masyarakat. Tahap pertumbuhan ekonominya: masa pertukaran dengan
natura (barter), masa pertukaran dengan uang, dan masa pertukaran dengan
kredit/giral. Pendapatnya ditulis dalam sebuah buku yang berjudul Die National
Ekonomie der gegenwart und Zukunfit (1848).
3) Karl Bucher (1847–1930)
Menurut Karl Bucher, perkembangan
ekonomi ditinjau dari jarak antara produsen dengan konsumen. Tahap pertumbuhan
ekonominya antara lain: rumah tangga tertutup, rumah tangga kota, rumah tangga
bangsa, dan rumah tangga dunia.
4) Werner Sombart (1863–1941)
Menurut Werner Sombart, perkembangan
ekonomi ditinjau dari susunan organisasi dan idiologi masyarakat. Tahapan
pertumbuhan ekonomi menurut Werner Sombart adalah Zaman perekonomian tertutup,
Zaman perekonomian kerajinan dan pertukangan, Zaman perekonomian kapitalis
(Kapitalis Purba, Madya, Raya, dan Akhir). Karyanya ditulis dalam sebuah buku
yang berjudul Der Moderne Kapitalismus (1927).
5) Walt Whitman Rostow
Dalam bukunya yang berjudul The
Stage of Economic Growth, W.W. Rostow membagi pertumbuhan ekonomi menjadi lima
tahap atas dasar kemajuan tingkat teknologi. Kelima tahap itu adalah masyarakat
tradisional, prasyarat lepas landas, lepas landas, gerakan ke arah kedewasaan,
dan tahap konsumsi tinggi.
3.CIRI – CIRI PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi modern merupakan
pertanda penting di dalam kehidupan perekonomian. Prof. Simon Kuznets
menunjukkan enam ciri pertumbuhan ekonomi modern yang muncul dalam analisa yang
didasarkan pada produk nasional dan komponennya, penduduk, tenaga kerja dan
sebangsanya. Dari keenam ciri itu, dua diantaranya adalah kuantitatif yang
berhubungan dengan pertumbuhan produk nasional dan pertumbuhan penduduk, yang
dua berhubungan dengan peralihan struktural dan dua lagi ddengan penyebaran
internasional. Kita akan membahas satu persatu ciri-ciri pertumbuhan ekonomi.
1. Laju pertumbuhan penduduk dan produk per kapita.
Pertumbuhan ekonomi modern,
sebagaimana terungkap dari pengalaman negara maju sejak akhir abad ke-18 atau
awal abad ke-19, ditandai dengan laju kenaikan produk per kapita yang tinggi
dibarengi dengan laju pertumbuhan penduduk yang cepat. Laju kenaikan yang luar
biasa itu paling sedikit sebesar lima kali untuk penduduk dan paling sedikit
sepuluh kali untuk produksi.
2. Peningkatan Produktivitas
Pertumbuhan ekonomi modern terlihat
dari semakin meningkatnya laju produk per kapita terutam sebagai akibat adanya
perbaikan kualitas input yang meningkatkan efisiensi atau produktivitas per
unit input. Hal ini dapat dilihat dari semakin besarnya masukan sumber tenaga
kerja dan modal atau semakin meningkatnya efisiensi atau kedua-duanya. Kenaikan
efisiensi berarti penggunaan output yang lebih besar untuk setiap unit input.
Menurut Kuznets, laju kenaikan produktivitas ternyata dapat menjelaskan hampir
keseluruhan pertumbuhan produk per kapita di negara maju. Bahkan kendati dengan
beberapa penyesuaian untuk menampung biaya dan input yang tersembunyi,
pertumbuhan produktivita tetap dapat menjelaskan lebih dari separuh pertumbuhan
dalam produk per kapita.
3. Laju Perubahan Struktural yang Tinggi.
Perubahan struktural dalam
pertumbuhan ekonomi modern mencakup peralihan dari kegiatan pertanian ke
non-pertanian, dari industri ke jasa, perubahan dalam skala unit-unit
produktif, dan peralihan dari perusahaan perseorangan menjadi perusahaan
terhadap hukum serta perubahan status kerja buruh.Pergeseran intersektoral ini
dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi dalam skala perusahan, dan terjadinya
perubahan bentuk organisasi dalam sektor seperti manufakturing atau perdagangan
yaitu dari perusahaan kecil tidak berbadan hukum menjadi unit badan usaha yang
besar dengan struktur industri dan teknologi yang berubah cepat. Ada pula
perubahan yang terjadi dengan cepat, yaitu dalam alokasi produk yang terjadi di
antara berbagai perusahaan produksi dalam segala bentuk dan ukurannya.
Akibatnya terjadi juga perubahan dalam alokasi tenaga kerja. Dengan kata lain,
ada mobilitas tenaga kerja yang tinggi, baik antar-industri, antarkerja maupun
antarjabatan, baik dari pekerjaan kasar ke pekerjaan halus, dari pekerjaan yang
kurang keahlian ke pekerjaan yang membutuhkan keahlian, maupun dari perusahaan
kecil ke perusahaan besar.
4. Urbanisasi
Pertumbuhan ekonomi modern ditandai
pula dengan semakin banyaknya penduduk negara maju yang berpindah dari daerah
pedesaan ke daerah perkotaan. Inilah yang disebut urbanisasi. Urbanisasi pada
umumnya merupakan produk industrialisasi. Skala ekonomi yang timbul dalam usaha
nonagraris sebagai hasil perubahan teknologi menyebabkan perpindahan tenaga
kerja dan penduduk secara besar-besaran dari pedesaan ke daerah perkotaan.
Karena sarana teknis transportasi, komunikasi dan organisasi berkembang menjadi
lebih efektif, maka terjadila penyebaran unit-unit skal optimum. Semua proses
ini memengaruhi pengelompokan penduduk berdasarkan status sosial dan ekonomi serta
mengubah pola dasar peri kehidupan.
Urbanisasi pada pertumbuhan ekonomi
modern negara maju menyebabkan menurunnya angka kelahiran dan bergeser ke arah
kelaurga kecil. Urbanisasi mempersatukan orang-orang dari berbagai daerah
pedesaan. Mereka berusaha dan saling belajar dari mereka yang telah menetap di
kota. Hal ini mempermudah perkembangan hubungan impersonal kehidupan modern dan
juga mengajarkan kerja sama. Di atas segalanya, perkembangan itu menciptakan
iklim yang cocok bagi kegiatan intelektual yang berkaitan dengan peradaban
modern, dan dengan demikian menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi
peningkatan ilmu pengetahuan.
5. Ekspansi Negara Maju
Pertumbuhan negara maju kebanyakan
tidak sama. Pada beberapa bangsa, pertumbuhan ekonomi modern terjadi lebih awal
daripada bangsa yang lain. Hal ini sebagian besar disebabkan perbedaan latar
belakang sejarah dan masa lalu. Ketika ilmu dan pengetahuan modern mulai
berkembang. Ekspansi negara-negara maju yang bermula dari bangsa-bangsa Eropa
tidak lain adalah akibat revolusi teknologi di bidang transportasi dan
komunikasi. hal ini melahirkan dominasi politik langsung atas negara-negara
jajahan, pembukaan daerah yang semula tertutp seperti jepang dan pemecahan
daerah seperti Afrika sub-sahar. Ancaman kekuatan negra maju inilah yang
menyebabkan pertumbuhan Jepang dan Uni Soviet. PAda sisi lai, pemecahan Afrika
dan dominasi politik yang kian besar terhadap negara jajahan merupakan akibat
dari bangkitnya imperialisme yang menjadi penyebab ekspansi negara maju seperti
Jerman dan Amerika Serikat kuartal akhir abad ke-19. Jadi unsur politik atau
kekuatan dalam hubungan internasional merupakan faktor penting dalam penyebaran
pertumbuhan ekonomi modern. Ini berarti "Saling ketergantungan semakin
meningkat antara bangsa, baik karena semakin kuatnya potensi untuk saling
berhubungan satu sama lain ataupun karena mereka secara bersama-sama
mempergunakan ilmu pengetahuan dan bersifat transnasional".
6. Arus Barang, Modal, dan Orang Antarbangsa
Arus barang, modal, dan orang
antarbangsa kian meningkat sejak kuartal kedua abad ke-19 sampai Perang Dunia I
tetapi mulai mundur pada perang dunia I dan berlanjut sampai akhir perang dunia
II. Namun demikian sejak awal tahun lima puluhan terjadilah peningkatan dalam
arus barang, modal dan antarbangsa. Arus barang perdagangan komoditi sebegitu
jauh merupakan unsur paling dominan dari ekspansi-keluar negara-negara maju.
ada dua kecenderungan yang kita lihat dalam ahl ini. Pertama, laju pertumbuhan
niaga (dunia) yang tinggi antara tahun 1820-an dan 1913. Antara 1820-30 dan
1850-60 dan 1880-89, laju pertumbuhan ekonomi tersebut mencapai 50 persen per
dasawarsa dan kira-kira 37 persen per dasawarsa antara 1881-85 dan 1911-13.
Kedua, peranan beberapa negara maju dalam perdagangan duni antara tahun-tahun
1820-an dan 1913 yang begitu tinggi. Misalnya, Eropa Barat laut dan Amerika
Serikat mencapai 0,6 persen pada 1820-39 dua pertiga pada tahun 1880-90.
Peranan negara-negara itu bersama Kanada dan Australia kurang lebih mencapai
dua pertiga pada 1881-85 dan 1913, tetapi menurun cukup drastis pada akhir
Perang Dunia I. Arus Modal. Arus internasional investasi modal asing berkembang
dengan cepat sejak kuartal kedua abad ke-19 sampai perang dunia I. Untuk ketiga
negara ini naik dari 4,9 menjadi 35,3 bilion dolar pada periode tersebut atas
dasar harga 1913 atau dengan kata lain laju pertumbuhan ekonomi per dekade sama
dengan 64 persen.
4. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
EKONOMI
Faktor-faktor
penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam setiap masyarakat adalah:
1.
Akumulasi Modal, termasuk semua
investasi baru yang berwujud tanah (lahan), peralatan fisikal dan sumber daya
manusia (human resources)
Akumulasi modal akan terjadi jika ada
proporsi dan kemudian dari pendapatan sekarang yang ditabung dan kemudian
diinvestasikan untuk memperbesar output pada masa yang akan datang.
Pabrik-pabrik, mesin-mesin, peralatan-peralatan dan barang-barang baru akan
meningkatkan stok modal (capital stock) fisikal dari suatu negara (yaitu jumlah
riil bersih dari semua barang-barang modal produktif secara fisikal) yang
memungkinkan untuk mencapai tingkat output yang lebih besar.
Investasi-investasi produktif secara
langsung ini ditambah dengan investasi-investasi infrastruktur sosial dan
ekonomi yaitu jalan raya, listrik, air, sanitasi, komunikasi untuk mempermudah
dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan ekonomi. Ada lagi cara untuk
menginvestasikan sumberdaya negara yaitu dengan cara tidak langsung.
Instalasi fasilitas-fasilitas irigasi bisa memperbaiki kualitas lahan pertanian
dengan peningkatan produktivitas per hektar.Sama halnya dengan investasi tak
langsung, investasi dalam sumber daya manusia (human invesment) bisa
memperbaiki kualitasnya dan juga mempunyai pengaruh yang sama atau bahkan lebih
besar terhadap produksi, karena bertambahnya jumlah sumber daya manusia.
2.
Pertumbuhan Populasi
Pertumbuhan populasi dan hal-hal yang
berhubungan dengan kenaikan angkatan kerja (labor force) secara tradisional
telah dianggap sebagai faktor yang positif dalam merangsang pertumbuhan
ekonomi.
3.
Kemajuan
Teknologi
Kemajuan teknologi merupakan faktor yang
paling penting bagi pertumbuhan ekonomi menurut para ekonom. Kemajuan teknologi
disebabkan oleh cara-cara baru dan cara-cara yang diperbaiki dalam melakukan
pekerjaan-pekerjaan tradisonal, seperti cara menanam padi, membuat pakaian atau
membangun rumah. Ada 3 macam klasifikasi dari kemajuan teknologi, yaitu :
a.
Netral
Kemajuan teknologi yang bersifat netral
terjadi jika tingkat output yang dicapai lebih tinggi pada kuantitas dan
kombinasi-kombinasi faktor input yang sama. Inovasi-inovasi yang timbul dari
pembagian kerja (division of labour) bisa menghasilkan tingkat ouput total yang
lebih tinggi dan semua orang.
b.
Hemat Tenaga
Kerja (Labour Saving) atau Hemat Modal (Capital Saving)
Kemajuan teknologi bisa bersifat hemat
tenaga kerja atau hemat modal, yaitu tingkat output yang lebih tinggi bisa
dicapai dengan kuantitas tenaga kerja atau input modal yang sama. Penggunaan
komputer, traktor dan alat-alat mekanisasi lainnya yang merupakan mesin-mesin
dan peralatan modern bisa diklasifikasikan sebagai hemat tenga kerja.
Kemajuan teknologi yang bersifat hemat
modal sangat jarang sekali terjadi, karena hampir semua penelitian ilmiah dan
perkembangan teknologi yang dilakukan di negara maju adalah bertujuan untuk
menghemat tenaga kerja, bukan modal. Tetapi untuk negara-negara sedang
berkembang, maka kemajuan teknologi yang bersifat hemat modal sangat
dibutuhkan. Metode produksi yang lebih efisien (biaya produksi rendah) adalah
metode produksi yang padat tenaga kerja (labour intensive). Salah satu
contohnya industri rumah, seperti industri tempe, tahu, dsb.
c.
Kemajuan
Teknologi Perluasan Tenaga Kerja (Capital Augmenting) atau Perluasan Modal
(Capital Augmenting)
Kemajuan teknologi yang
bersifat perluasan tenaga kerja terjadi jika kualitas atau keahlian angkatan
kerja ditingkatkan, misalnya penggunaan video, televisi dan media komunikasi
elektronik lainnya dalam memberikan pelajaran di kelas. Sementara itu kemajuan
teknologi perluasan modal terjadi jika penggunaan modal secara lebih produktif,
misalnya penggantian bahan untuk membuat bajak dari kayu menjadi baja dalam
produksi pertanian
Karakteristrik Pertumbuhan Ekonomi Modern
Simon
Kuznets dalam mengukur dan menganalisa sejarah pertumbuhan pendapatan nasional
negara-negara maju, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai “kemampuan
negara itu kemampuan ini berdasarkan kepada kemajuan teknologi dan
kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkan”. Ketiga komponen
pokok dari definin ini sangat penting artinya :
ü Kenaikan
output nasional secara terus menerus merupakan perwujudan dari pertumbuhan
ekonomi dan kemampuan untuk menyediakan berbagai macam barang ekonomi merupakan
tanda kematangan ekonomi
ü Kemajuan
teknologi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan,
namun belum merupakan syarat cukup. Untuk merealisir potensi pertumbuhan yang
terkandung dalam teknologi baru.
ü
Penyesuaian
kelembagaan, sikap dan ideologi harus dilakukan. Inovasi teknologi tanpa
disertai inovasi sosial ibarat bola lampu tanpa aliran listrik. Potensi ada
tetapi tanpa input yang melengkapi tidak akan berarti apa-apa
ü Dalam
analisisnya yang mendalam, Kuznets memisahkan 6 karakteristik yang terjadi
dalam proses pertumbuhan pada hampir semua negara maju, yaitu :
o
Dua variabel ekonomi agregatif :
Ø
Tingginya tingkat pertumbuhan output
per kapita dan populasi
Ø
Tingginya tingkat kenaikan
produktivitas faktor produksi secara keseluruhan, terutama produktivitas renaga
kerja.
o
Dua variabel transformasi struktural
:
Ø
Tingginya tingkat transformasi
struktur ekonomi
Ø
Tingginya tingkat transformasi
sosial dan ideologi
5. PERDEBATAN PERTUMBUHAN
EKONOMI
Di awal tahun 1970-an terjadi perubahan persepsi
pemerintah dan swasta secara luar biasa mengenai tujuan utama kegiatan ekonomi.
Di negara-negara kaya maupun negara-negara miskin tumbuh kekecewaan terhadap
kekecewaan hati untuk mengejar pertumbuhan sebagai tujuan pokok ekonomi masyarakat.
Di negara-negara maju, tekanan yang utama tampaknya
usaha untuk mengeser orientasi pada pertumbuhan ekonomi menuju ke usaha yang
lebih memperhatikan kualitas hidup (quality of life). Terjadi protes keras
terhadap ganasnya pertumbuhan ekonomi dan akibat polusi oleh air dan udara,
penipisan cadangan sumber daya alam dan perusakan keindahan-keindahan alam.
Di negara-negara miskin yang menjadi perhatian utama
adalah masalah pertumbuhan versus distribusi pendapatan. Banyak negara sedang
berkembang yang mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi pada tahun 1960-an
mulai menyadari bahwa pertumbuhan semacam itu hanya sedikit manfaatnya bagi
pemecahan masalah kemiskinan. Tingkat pengangguran dan pengangguran semu
meningkat di daerah pedesaan dan perkotaan. Distribusi pendapatan antara kaya
dan miskin semakin tidak merata. Banyak orang merasakan bahwa pertumbuhan
ekonomi yang tinggi telah gagal untuk menghilangkan atau bahkan mengurangi
luasnya kemiskinan absolut di negara-negara sedang berkembang.
Dengan kata lain, pertumbuhan GNP per kapita yang
cepat tidak secara otomatis meningkatkan tingkat hidup rakyat banyak. Malah
pertumbuhan GNP per kapita di beberapa negara swedang berkembang (seperti
Pakistan, India, Kenya dan lain-lain) telah menimbulkan penurunan absolut dalam
tingkat hidup orang miskin di perkotaan dan pedesaan. Apa yang disebut
proses “trickle down effect” dari manfaat pertumbuhan ekonomi bagi orang
miskin tidak terjadi.
Fungsi Pendapatan
1.
Ketidakmerataan Distribusi
Pendapatan
Irma Adelman dan Cynthia Taft Morris
mengemukakan 8 penyebab ketidakmerataan distribusi pendapatan di negara-negara
sedang berkembang, yaitu :
1. Pertambahan
penduduk yang tinggi yang mengakibatkan menurunnya pendapatan per kapita.
2. Inflasi
dimana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara proporsional
dengan pertambahan produksi barang-barang.
3. Ketidakmerataan
pembangunan antar daerah.
4. Investasi
yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal (capital Intensive),
sehingga presentase pendapatan yang berasal dari kerja, sehingga pengangguran
bertambah.
5. Rendahnya
mobilitas sosial.
6. Pelaksanaan
kebijaksanaan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan harga-harga
barang hasil industri untuk melindungi usaha-usaha golongan kapitalis.
7. Memburuknya
nilai tukar (terms of trade) bagi negara-negara maju, sebagai akibat
ketidakelastisan permintaan negara-negara terhadap barang-barang ekspor negara
sedang berkembang.
8. Hancurnya
industri-industri kerajinan rakyat seperti pertukangan, industri rumah tangga
dan lain-lain.
2. Koefisien Gini
Suatu
ukuran yang singkat mengenai derajat ketidakmerataan distribusi pendapatan
dalam suatu negara bisa diperoleh dengan menghitung luas daerah antara garis
diagonal (kemerataan sempurna) dengan kurva Lorenz dibandingkan dengan luas
total dari separuh bujur sangkar dimana terdapat kurva Lorenz tersebut
3. Distribusi Fungsional
Ukuran distribusi pendapatan lain
yang sering digunakan oleh para ekonom adalah distribusi fungsional atau
distribusi pangsa faktor produksi (factor share distribution). Ukuran
distribusi ini berusaha untuk menjelaskan pangsa (share) pendapatan nasional yang
diterima oleh masing-masing faktor produksi. Disamping memandang
individu-individu sebagai kesatuan yang terpisah, teori ukuran distribusi
pendapatan fungsional tersebut menyelidiki persentase yang diterima tenaga
kerja secara keseluruhan dibandingkan dengan presentase dari pendapatan
nasional yang terdiri dari : sewa, bunga dan laba.
Sayangnya relevansi teori fungsional
ini dilemahkan oleh kegagalannya dalam memperhitungkan peranan dan pengaruh
penting dari kekuatan-kekuatan “non-psar” seperti “kekuatan” untuk menentukan
harga-harga faktor produksi, misalnya perjanjian bersama antara para pekerja
dan kekuatan para monopolis atau tuan tanah dalam penetapan tingkat upah.
Kemiskinan
Aspek dan Karakteristik Kemiskinan
Menurut Andre Bayo Ala (1981) ada beberapa
kemiskinan, yaitu :
1.
Kemiskinan itu multi dimensional. Artinya,
karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam, maka kemiskinan pun memiliki
banyak aspek. Dilihat dari kebijaksanaan umum, maka kemiskinan meliputi aspek
primer yang berupa miskin asset-asset, organisasi sosial politik dan
pengetahuan secara keterampilan; dan aspek sekunder yang berupa miskin akan
jaringan sosial, sumber-sumber keuangan dan informasi. Dimensi-dimensi
kemiskinan tersebut termanifestasikan dalam bentuk kekurangan gizi, air, perumahan
yang tidak sehat, perawatan kesehatan yang kurang baik dan pendidikan yang
kurang baik juga.
2.
Aspek-aspek kemiskinan saling
berkaitan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini
berarti bahwa kemajuan atau kemunduran pada salah satu aspek dapat mempengaruhi
kemajuan atau kemunduran pada aspek lainnya.
3.
Bahwa yang miskin adalah manusianya, baik
secara individual mapun kolektif. Kita sering mendengar istilah kemiskinan
pedesaan (rural poverty), kemiskinan perkotaan (urban poverety) dan sebagainya.
Namun demikian, bukan berarti desa atau kota tersebut yang mengalami
kemiskinan, tetapi orang-orang atau penduduk (manusianya) yang menderita
“miskin”.
Emil Salim mengemukakan 5 karakteristik kemisikinan,
yaitu :
1. Mereka yang
hidup di bawah kemiskinan pada umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri,
seperti tanah yang cukup, modal ataupun keterampilan. Faktor produksi yang
dimiliki umumnya sedikit sehingga kemampuan untuk memperoleh pendapatan sangat
terbatas.
2. Mereka pada umumnya tidak mempunyai
kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuaatan sendiri.
Pendapatan yang diperolehnya tidak cukup untuk memperoleh tanah garapan sendiri
ataupun modal usaha. Di samping itu mereka tidak memenuhi syarat mendapatkan
kredit perbankan, sebagai jaminan kredit dan lain-lain, yang mengakibatkan
mereka berpaling ke rentenir yang biasanya mempunyai bunga yang sangat tinggi.
3. Tingkat
pendidikan umumnya rendah, tak sampai tamat Sekolah Dasar (SD). Waktu mereka
pada umumnya habis tersita untuk mencari nafkah sehingga tidak ada lagi waktu
unutuk belajar. Demikian juga dengan anak-anak mereka, tidak dapat
menyelesaikan sekolahnya karena harus membantu orang tuanya mencari tambahan
pendapatan.
4.
Banyak
diantara mereka tidak mempunyai tanah, kalaupun ada tetapi relatif sempit. Pada
umunya mereka menjadi buruh tani atau pekerja kasar di luar pertanian. Oleh
karena pekerjaan pertanian bersifat musiman, maka kesinambungan kerja menjadi
kurang terjamin. Banyak diantara mereka lalu menjadi pekerja bebas yang
berusaha apa saja. Akibatnya dalam situasi penawaran tenaga kerja yang besar,
maka tingkat upah menjadi rendah sehingga mendukung mereka selalu hidup di
bawah kemiskinan.
5. Banyak diantara mereka yang hidup di
kota masih berusia muda dan tidak mempunyai ketrampilan atau pendidikan,
sehingga kota tidak siap menampung gerak urbanisasi dari desa.
Kemiskinan Absolut dan Relatif
Menurut Sajogyo, kemiskinan adalah
suatu tingkat kehidupan yang berada di bawah standar kebutuhan hidup minimum
yang ditetapkan berdasarkan atas kebutuhan pokok pangan yang membuat orang
cukup bekerja dan hidup sehat berdasarkan atas kebutuhan beras dan kebutuhan
gizi.
Pengertian tentang kemiskinan ada
dua yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan
absolut diartikan sebagai suatu keadaan dimana tingkat pendapatan absolut dari
satu orang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti sandang,
pangan, pemukiman, kesehatan dan pendidikan. Kemiskinan relatif adalah tingkat
relatif suatu daerah dapat dihitung dengan melihat proporsi pendapatan nasional
yang diterima oleh sekelompok penduduk dengan kelas pendapatan tertentu
dibandingkan dengan proporsi pendapatan nasional yang diterima oleh sekelompok
penduduk dengan kelas pendapatan lainnya.
6.
PERTUMBUHAN
EKONOMI DI INDONESIA 10 TAHUN TERAKHIR
Dalam 10 tahun terakhir (1998-2008),
pembangunan di Indonesia mengalami kemajuan signifikan. Pertumbuhan ekonomi,
misalnya, pada tahun 1998 minus 13.1 persen. Pada SBY tampil sebagai Presiden,
tahun 2004, pertumbuhan ekonomi naik pesat menjadi 5.1 persen. Dan tahun 2008
diproyeksikan sebesar 6,4 persen. Cadangan devisa yang semula 33.8 miliar dolar
AS, pada tahun 2008 naik menjadi 69.1 persen.
Tingkat kemiskinan juga terus berkurang. Pada tahun
1998, angka kemiskinan mencapai 24.2 persen. Pada masa awal Presiden SBY,
tingkat kemiskinan ini turun menjadi 16.7 persen. Dan pada 2008 tinggal 15.4
persen dari total penduduk Indonesia.Utang kepada Dana Moneter Internasional
(IMF) dipangkas habis pada masa pemerintahan SBY. Tengok saja, pada tahun 1998,
utang Indonesia kepada IMF sebesar 9.1 miliar dolar AS. Pada tahun 2006, dua
tahun setelah memimpin Indonesia, Presiden SBY berhasil melunasi seluruh utang
kita sebesar 7.8 miliar dolar AS.
Selengkapnya,
data-data laju pembangunan Indonesia 10 tahun terakhir berikut.
Data-data ini berasal dari BPS.
Target pertama
yang perlu kita soroti adalah mengenai pertumbuhan ekonomi bangsa. Dalam
proposalnya tersebut dikatakan bahwa target yang hendak capai hingga 2014
adalah pertumbuhan ekonomi minimal 7%. Target pertumbuhan ini adalah target
yang hampir sama saat sebelum krisis moneter tahun 1998. Sehingga bisa
dikatakan memang pada saat ini (pasca tahun 1998), target Indonesia adalah
pemulihan perekonomian. Hal ini dapat dilihat dari tren pertumbuhan ekonomi
yang terus meningkat pasca krisis. Tahun 2008, pertumbuhan ekonomi
Indonesia mencapai 6,4%. Namun pertumbuhan ini lantas mengalami penurunan nilai
di tahun 2009. Krisis ekonomi global yang dimulai pada tahun 2008 dan terasa
dampaknya hingga tahun 2009 ternyata membuat pertumbuhan perekonomian Indonesia
hanya tumbuh sebesar 4,5%. Indonesia memang tergolong hebat dikarenakan kinerja
perekonomiannya masih menunjukkan angka positif walaupun kecil. Beberapa
kalangan menilai hal ini dikarenan struktur pasar Indonesia cukup kuat,
tertolong oleh adanya sektor riil yang berasal dari pihak UMKM (Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah). Hal ini dikarenakan orientasi
pemasaran produk-produk UMKM adalah pada
pasar domestik dan relatif kecil yang diekspor.
Selain itu, pelaku UMKM mempunyai motivasi yang kuat untuk
mempertahankan usahanya dan kegiatan
produksi yang mengandalkan bahan-bahan baku lokal. Keunggulan lainnya yakni karakteristik tenaga kerja di sektor ini yang
tersedia cukup besar dan murah serta
berpendidikan rendah sehingga mempunyai mobilitas yang tinggi untuk berpindah ke sektor lain. Pada tahun
2010, upaya pemulihan perekonomian pasca krisis masih terus dilakukan. Hal ini
diperkuat dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi yang dikeluarkan oleh BI yang
menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan akan menyentuh
angka 5%. Hingga, apabila kita menggunakan metode regresi linear untuk
memperkirakan pertumbuhan perekonomian hingga 2014, secara teoritis hal ini
mungkin saja terjadi dan cukup feasible. Namun tentu saja hal inilah
yang harus menjadi bahan evaluasi kita bersama.
Namun, untuk menjaga
perekonomian agar sesuai dengan target tiap tahunnya, pemerintah seharusnya
tetap mengambil langkah yang telah terbukti baik dalam membangun basis
perekonomian Indonesia yang kuat. Basis yang kuat ini tiada lain adalah
meningkatkan sektor riil. Hal ini dikarenakan sektor riil adalah sektor yang
paling besar porsinya dalam menyumbang PDB (Pendapatan Domestik Bruto)
Indonesia. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut.
.

Sumber: Badan Pusat Statistik (2010)
Sektor industri pengolahan menempati
urutan pertama penyumbang PDB dengan tingkat kontribusi 25,4%. Sementara, dari
UMKM, tingkat kontribusi yang diberikan terhadap PDB lebih besar lagi. UMKM
yang tersebar di semua jenis lapangan usaha, jika dijumlahkan maka menyumbang
kontribusi yang sangat besar terhadap PDB Indonesia, yaitu sekitar 55,56%.
7.
STRATEGI
PERTUMBUHAN EKONOMI
1.
Industrialisasi Versus Pembangunan
Pertanian Pembangunan pertanian bersifat menggunakan teknologi padat tenaga
kerja dan secara relatif menggunakan sedikit kapital; meskipun dalam investasi
pada pembuatan jalan, saluran dan fasilitas pengairan, dan pengembangan
teknologinya. Kenaikan produktivitas sektor pertanian memungkinkan perekonomian
dengan menggunakan tenaga kerja lebih sedikit menghasilkan kuantitas output
bahan makanan yang sama. Dengan demikian sebagian dari tenaga kerja dapat
dipindahkan ke sektor industri tanpa menurunkan output sector pertanian. Di
samping itu pembangunan atau kenaikkan produktivitas dan output total sektor
pertanian akan menaikan pendapatan di sektor tersebut.
2.
Strategi Impor Versus Promosi Ekspor
Stategi industrialisasi via substitusi impor pada dasarnya dilakukan dengan
membangun industri yang menghasilkan barang-barang yang semula diimpor.
Alternatif kebijakan lain adalah strategi industrialisasi via promosi ekspor.
Kebijakan ini menekankan pada industrialisasi pada sektor-sektor atau kegiatan
produksi dalam negeri yang mempunyai keunggulan komparatif hingga dapat
memproduksinya dengan biaya rendah dan bersaing dengan menjualnya di pasar
internasional. Strategi ini secara relatif lebih sukar dilaksanakan karena
menuntut kerja keras agar bisa bersaing di pasar internasional.
3.
Perlunya Disertivikasi Usaha
mengadakan disertivikasi bagi negara-negara pengekspor utama minyak dan gas
bumi merupakan upaya mempertahankan atau menstabilkan penerimaan devisanya.
8.
PERAN
PEMERINTAH DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Beberapa
negara sedang berkembang mengalami ketidak stabilan sosial, politik, dan
ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi pertumbuhan ekonomi. Adanya
pemerintah yang kuat dan berwibawa menjamin terciptanya keamanan dan ketertiban
hukum serta persatuan dan perdamaian di dalam negeri. Ini sangat diperlukan
bagi terciptanya iklim bekerja dan berusaha yang merupakan motor pertumbuhan
ekonomi.
2.
Ketidakmampuan atau kelemahan setor swasta
melaksanakan fungsi entreprenurial yang bersedia dan mampu mengadakan akumulasi
kapital dan mengambil inisiatif mengadakan investasi yang diperlukan untuk
memonitori proses pertumbuhan.
3.
Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil
akumulasi kapital dan investasi yang dilakukan terutama oleh sektor swasta yang
dapat menaikkan produktivitas perekonomian. Hal ini tidak dapat dicapai atau
terwujud bila tidak didukung oleh adanya barang-barang dan pelayanan jasa
sosial seperti sanitasi dan program pelayanan kesehatan dasr masyarakat,
pendidikan, irigasi, penyediaan jalan dan jembatan serta fasilitas komunikasi,
program-program latihan dan keterampilan, dan program lainnya yang memberikan
manfaat kepada masyarakat.
4.
Rendahnya tabungan-investasi
masyarakat (sekor swasta) merupakan pusat atau faktor penyebab timbulnya dilema
kemiskinan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Seperti telah diketahui hal ini
karena rendahnya tingkat pendapatan dan karena adanya efek demonstrasi meniru
tingkat konsumsi di negara-negara maju olah kelompok kaya yang sesungguhnya
bias menabung.
5.
Hambatan sosial utama dalam
menaikkan taraf hidup masyarakat adalah jumlah penduduk yang sangat besar dan
laju pertumbuhannya yang sangat cepat. Program pemerintahlah yang mampu secara
intensif menurunkan laju pertambahan penduduk yang cepat lewat program keluarga
berencana dan melaksanakan program-program pembangunan pertanian atau daerah
pedesaan yang bisa mengerem atau memperlambat arus urbanisasi penduduk pedesaan
menuju ke kota-kota besar dan mengakibatkan masalah-masalah social, politis,
dan ekonomi.
6. Pemerintah
dapat menciptakan semangat atau spirit untuk mendorong pencapaian pertumbuhan
ekonomi yang cepat dan tidak hanya memerlukan pengembangan faktor penawaran
saja, yang menaikkan kapasitas produksi masyarakat, yaitu sumber-sumber alam
dan manusia, kapital, dan teknologi;tetapi juga faktor permintaan luar negeri.
Tanpa kenaikkan potensi produksi tidak dapat direalisasikan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam
menentukan suatu negara dapat dikatakan sebagai negara pertumbuhan yaitu dengan
cara menghitung pendapatan nasional riilnya, karena itu dianggap sebagai suatu
kinerja bagi setiap negara. Disisi lain dalam makalah ini juga membahas
penghambat dalam pembangunan ekonomi disebabkan oleh berbagai macam masalah,
diantaranya distribusi pendapatan, dan kemiskinan.
Pembahasan
masalah distribusi pendapatan dan kemiskinan ini sebenarnya sulit untuk
dipisahkan. Lewat pemahaman yang mendalam akan masalah ketidakmerataan dan
kemiskinan ini memberikan dasar yang baik untuk menganalisis masalah
pembangunan yang lebih khusus. Perhatian terhadap kemisikinan semakin
meningkat, masalah kemiskinan semakin meningkat. Perhatian tersebut mencakup
berapa luasnya masalah kemiskinan, definisi, dan sebab-sebab yang menimbulkan
kemiskinan. Kemiskinan setidaknya dapat dilihat dari 2 sisi, yaitu: kemiskinan
absolute, dimana dengan pendekatan ini diidentifikasikan jumlah penduduk yang
hidup dibawah garis kemiskinan tertentu. Kedua, kemiskinan relatif, yaitu
pangsa pendapatan nasional yang diterima oleh masing-masing golongan
pendapatan. Dengan kata lain, kemiskinan relatif amat erat kaitannya dengan
masalah distributif pendapatan.
3.2 Saran
Terjadinya
berbagai masalah dalam pembangunan ekonomi setiap negara sebaiknya lebih
diperhatikan, karena banyak sekali setiap masyarakat yang merasakan dampaknya,
salah satunya kemiskinan yang menjadi masalah pokok setiap negara di dunia.
Cara yang
tepat yaitu dengan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Jumlah penduduk miskin
tidak akan dapat dikurangi secara signifikan tanpa adanya pertumbuhan ekonomi
yang bermanfaat bagi orang miskin. Pada periode setelah krisis, berkurangnya
penduduk miskin lebih banyak disebabkan karena membaiknya stabilitas ekonomi
dan turunnya harga bahan makanan. Untuk menurunkan tingkat kemiskinan lebih
jauh lagi, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi merupakan suatu keharusan.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,
Lincoln. 1998. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : Penerbit STIE YKPN
Kuncoro,
Mudrajad. 2003. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : Penerbit UPP AMP YKPN
Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi.
Diakses pada tanggal 14 Maret 2013.
Tambunan,
Tulus.Perekonomian Indonesia, Kajian Teorotis dan Analisis Empiris. Bogor:
Ghalia Indonesia, 2011.
Mubyarto.
Ekonomi Pancasila, Landasan Pikir dan Misi Pendirian Pusat Studi Ekonomi
Pancasila UGM. BPFE UGM, 2002.
Badan Pusat Statistik, Pertumbuhan ekonomi 10 tahun
terakhir (http://www.bps.go.id/brs_file/kemiskinan-01jul09.pdf)
Badan Pusat Statistik, struktur pdb 2008 – 2019,
Sigit
wanarno dan sujana ismaya. Kamus Besar Ekonomi. Bandung: Pustaka
Grafika,2007
Henry,
Faizal Nor. Investasi. Jakarta: Indeks,2009.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusawesome post, thanks for sharing
BalasHapus