MEMBANGUN JIWA WIRAUSAHA KAUM
MUDA MELALUI E – COMMORCE UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
NAZLAH HANIM NASUTION
Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Ekonomi B Ekstensi 2013 FE UNIMED
Email : hanimloveceriwis@gmail.com
ABSTRAK
Artikel ini
bertujuan untuk mendeskripsikan upaya membangun
jiwa entrepreneurship Membangun jiwa kewirausahaan harus dimulai dari
adanya kesadaran bahwa jiwa kewirausahaan dapat ditumbuhkan melalui berbagai
cara dan strategi. Wirausaha bukan semata-mata masalah bakat (meskipun bakat
tetap merupakan faktor penting), tetapi juga sebuah motivasi, perjuangan dan
keinginan yang kuat untuk mewujudkannya .
Kegiatan perdagangan di masyarakat telah berkembang sangat pesat salah satunya dengan berkembangnya
teknologi yang berbasis internet yang dikenal dengan nama e-commerce. Dengan berkembangnya e-commerce, diharapkan generasi muda
dapat melihat peluang ini.
Kata Kunci: Jiwa
Wirausaha, E-commerce,
Pendapatan dan Kesejahteraan
PENDAHULUAN
Membangun jiwa entrepreneurship
berarti mengajak setiap individu untuk melihat dirinya sebagai pribadi sukses.
Potensi sukses tersebut bersemayam dalam diri tiap orang, bisa di eksplorasi,
untuk melipatgandakan kekuatannya. Artinya, jika ada kemauan, tiap individu
bisa menemukan potensi tersebut karena memang itu merupakan sebuah anugerah,
tersedia dengan gratis. Maka jelaslah, semakin strategislah fungsi dan peran
pendidikan. Artinya jiwa entrepreneur bisa di desain, bisa dipelajari,
bisa dengan bimbingan dan bisa juga dengan pendampingan.
Kegiatan perdagangan di masyarakat
telah berkembang sangat pesat. Hal tersebut dipengaruhi salah satunya dengan
berkembangnya teknologi yang berbasis internet yang dikenal dengan nama
e-commerce. Keberadaannya ditandai dengan semakin maraknya kegiatan
perekonomian yang memanfaatkan internet sebagai media komunikasi, kolaborasi
dan kooperasi. Perdagangan misalnya, semakin banyak mengandalkan perdagangan
elektronik/electronic commerce (e-commerce) sebagai media transaksi dan
diperkirakan pada tahun 2003 lebih dari 95% dari
seluruh kegiatan internet merupakan
kegiatan perdagangan. Perkembangan transaksi e-commerce
menunjukkan adanya peningkatan yang sangat signifikan, tidak saja di
negara-negara maju tetapi juga di negara-negara berkembang, khususnya
Indonesia. Banyak keuntungan yang ditawarkan e-commerce yang sulit atau tidak
dapat diperoleh melalui cara-cara transaksi konvensional. Pada dasarnya
keuntungan penggunaan e-commerce dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yakni
keuntungan bagi pedagang dan keuntungan bagi pembeli.
Untuk menjadi wirausaha tidak ada batasan umur, oleh karena itu untuk
mewujudkan jiwa wirausaha kaum muda, bisa dimulai dari sekolah. Hal yang dapat
dilakukan, Tak
lain adalah mengubah paradigma pendidikan. Selama ini sistem pendidikan
nasional belum sepenuhnya fokus kepada penanaman nilai entrepreneur secara
praktis dan aplikatif di setiap sekolah. Tingginya angka pengangguran merupakan
salah satu masalah yang terjadi di Indonesia. Oleh sebab itu alternatif pekerjaaan yang berpeluang adalah dengan
menjadi seorang wirausaha, dengan berkembangnya teknologi kecenderungan
masyarakat menggunakan internet tanpa batas, bisa menjadi peluang usaha yang
menjanjikan. Dengan tumbuhnya pelaku E
Commerce , maka berdampak terhadap pendapatan dan pertumbuhan ekonomi serta
diharapkan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat Maka dari itu penulis tertarik
untuk membahas tentang “Membangun Jiwa Wirausaha Kaum
Muda Melalui E – Commorce Untuk Meningkatkan Pendapatan Dan Kesejahteraan
Masyarakat”.
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah proses yang
menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat
(Djajasudarma, 2006:11). Penelitian ini
dilaksanakan pada Minggu, 10 April 2016. Penelitian ini menggunakan data dari sumber
sekunder seperti, Jurnal ilmiah, makalah, buku, internet yang berhubungan dengan jiwa wirausaha
kaum muda, e-commerce, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
PEMBAHASAN
Eunterpreneurship, berasal
dari kata entreprendre yang artinya
“menjalankan, atau menjelaskan tentang adanya seseorang yang secara berani
membuka usahanya untuk memperoleh keuntungan”. Dalam hal ini, euntrepreneurship
dikaitkan dengan proses keberanian
dalam memulai atau menjalankan usaha secara mandiri supaya mendapatkan
keuntungan yang lebih luas. Memang tidak mudah untuk menumbuhkan jiwa ini pada
generasi muda. Namun, bukan berarti generasi muda tidak dapat memberikan
perannya pada negara ini.
Indonesia
saat ini baru memiliki 1,65% wirausahawan dari jumlah populasi penduduk
Indonesia. Idealnya, untuk menjadi negara yang makmur, suatu negara harus
memiliki minimum 2% entrepreneur dari total penduduknya. Jika dibandingkan dengan negara maju, semisal
Amerika Serikat, jumlah usahawan mencapai 11,5%. Bila dibandingkan dengan
negara tetangga, Indonesia tetap masih tertinggal jauh. Singapura, misalnya,
yang memiliki 7,2% usahawan, Jepang 11%, China 10% dan Malaysia 3%. “Memang
masih perlu dilakukan motivasi kepada generasi muda untuk menumbuhkan jiwa
wirausaha atau minat berwirausaha Motivasi ini diperlukan mengingat berdasarkan
Kementerian Pendidikan Nasional umumnya lulusan SLTA minat menjadi wirausaha di
kisaran 22,4% dan perguruan tinggi pada angka 6,14%. Jadi kecendrungannya lebih
minat menjadi pekerja atau karyawan (job seeker) dibandingkan dengan yang
berupaya menciptakan kerja, kreatif dan inovatif, mandiri, pantang menyerah dan
berani mengambil resiko.
Ekonomi
tanpa generasi muda ialah suatu ketidakmungkinan seumpama burung tanpa sayap.
Hal ini dikarenakan ekonomi akan selalu membutuhkan anak muda sebagai tenaga
kerja yang produktif sekaligus juga aktor pasar yang konsumtif. Dimana generasi
muda hadir, disitulah terletak potensi pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Fakta menunjukkan bahwa Eropa dan Jepang dengan populasi penduduknya yang
semakin menua ternyata semakin stagnan bahkan mengalami kemunduran dalam hal
pertumbuhan ekonomi dibandingkan Asia dan Afrika dengan populasi muda yang
sangat besar dimana pertumbuhan ekonominya relatif semakin tinggi. Namun yang
menjadi isu utama saat ini adalah bagaimana memberdayakan pemuda sebagai
penggerak utama perekonomian dunia secara optimal dan berkelanjutan.

Sebagai
negara yang mengalami bonus demografi yakni populasi anak muda yang melimpah,
Indonesia harus memberdayakan generasi mudanya untuk kegiatan produktif
terutama bagi perekonomian. Dilema yang dihadapi sekarang adalah bagaimana
pemuda menempatkan dirinya dalam pembangunan ekonomi apakah berkontribusi dalam
kewirausahaan (entrepreneurship) ataukah justru terbelenggu hanya
dalam kebiasaan konsumtif (consumerism). Kedua hal tersebut memang
bagian dari siklus ekonomi namun energi dan inovasi yang secara dominan
dimiliki pemuda seharusnya dimanfaatkan untuk produktivitas sehingga tren
paradigma pembangunan akan berfokus pada peningkatan daya saing (competitiveness)
dan pengembangan bisnis (business development). Dalam konteks ini,
pemuda seharusnya menjadi subjek dan bukan objek sehingga pembangunan akan jauh
lebih positif, dinamis, dan berprospek cerah.
Salah
satu sektor ekonomi yang sangat berkaitan dengan dilema peran pemuda adalah e-commerce
yang berbasiskan teknologi komunikasi dan informasi (ICT). E-Commerce
dalam pengertian the business internet adalah bagaimana memanfaatkan internet
untuk membangun hubungan lebih dekat dengan pelanggan dan rekanan bisnis.
Berjualan produk di internet hanyalah salah satu bentuk e-commerce. Internet
akan mengubah cara pembelian
dan pemasaran. Konsumen akan dapat berbelanja dari rumahnya masing-masing untuk
segala jenis produk dari manufaktur maupun retail dari seluruh dunia. Mereka
akan dapat melihat produk-produk yang diinginkan melalaui komputer atau
handphone,untuk mengakses informasi tentang produk yang diinginkan, dan
akhirnya memesan dan membayar produk yang dipilih, dan peluang ini lah yang
harus ditanggap oleh generasi muda.
Pertumbuhan internet yang semakin besar akan membuat
potensial e-commerce semakin menjanjikan, dan dapat mengubah bisnis tradisional
dan consumer life menjadi internet based electronic transactions. Era perdagangan dimasa mendatang
nantinya akan merupakan information based economy era yang akan sangat
bergatung pada infastruktur informasi nasional (NII) di setiap negara dalam mengantisipasi
bentuk perdagangan global. Dalam hal ini ecommerce dapat memacu pertumbuhan
ekonomi nasional setiap negara.
Berdasarkan analisis deskriptif faktor motif dapat
disimpulkan bahwa faktor yang melandasi perusahaan terdorong menggunakan
e-commerce terdiri dari enam faktor yaitu yang menjadi harapan tertinggi bagi
para perusahaan ketika ingin menerapkan ecommerce : Mengakses Pasar global
sebesar 56%, Mempromosikan produk sebesar 63%, Membangun Merk sebesar 56%,
Mendekatkan dengan pelanggan sebesar 74%, Membantu komunikasi lebih cepat
dengan pelanggan sebesar 63% dan Memuaskan pelanggan sebesar 56%. Dan
berdasarkan analisis yang kedua yaitu analisis deskritpif faktor manfaat yang
diperoleh perusahaan dengan adanya penerapan e-commerce terdiri dari dua faktor
yaitu yang menjadi manfaat terbesar perusahaan setelah menerapkan e-commerce
yaitu Kepuasan konsumen sebesar 74% dan Keunggulan bersaing sebesar 81%.

Indonesia dan
negara anggota ASEAN lainnya akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Inilah saatnya bagi anak muda Indonesia untuk segera sadar dan bangkit sebagai
kekuatan ekonomi utama dan bukan menjadi pasar utama terbesar di Asia Tenggara.
Kewirausahaan adalah kunci utama untuk mempertahankan kedaulatan ekonomi dan
anak muda berperan begitu potensial didalamnya. Pemerintah, kelompok bisnis,
institusi pendidikan, lembaga masyarakat sipil, dan lingkungan sosial serta
keluarga haruslah bersatu-padu untuk mendukung terciptanya lingkungan yang
akomodatif bagi anak muda untuk berwirausaha (Lihat Figur 2). Salah satu
gagasan yang terlintas oleh saya adalah seharusnya kewirausahaan anak muda
Indonesia didasarkan pada konteks lokalitas dan bukan hanya mengikuti global
mainstream sehingga mereka akan jauh lebih mudah mengembangkan.
Pemuda
Indonesia adalah pemuda yang relatif adaptif dan antusias terhadap perkembangan
ICT sehingga tidaklah heran jika target utama sektor ini adalah pemuda dan
dewasa muda. Beberapa kisah sukses pemuda Indonesia yang bergelut di bidang e-commerce
sebagai wirausaha yaitu Andrew Darwis (Kaskus), Rudi Salim (bisnis kredit untuk
transaksi online), dan Hendrik Tio (Bhinneka.com), namun masih banyak muda-mudi
Indonesia yang potensial untuk juga menjadi wirausaha daripada sekedar
konsumen.Menjadi wirausahawan sangatlah membantu kesejahteraan dan kejayaan
masyarakat bangsa. Berwirausaha juga dapat memberikan berbagai pilihan
kebutuhan konsumen sesuai keinginan konsumen. Untuk kreativitas yang tinggi dan
mampu menghasilkan barang dengan kualitas tinggi dapat mengekspornya ke luar negeri.
Tidak hanya perusahaan besar yang dapat membantu perekonomian dunia tetapi
perusahaan kecilpun turut serta dalam membangun perekonomian bangsa. Oleh
karena itu dengan tumbuhnya jiwa – jiwa muda yang peka terhadap perubahan,
terutama peka terhadap peluang usaha E Commerce, nantinya Indonesia akan
melahirkan generasi – generasi wirausaha yang hebat.
.
KESIMPULAN
Fenomena e-commerce
di Indonesia patut dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh anak muda sehingga sanggup
melahirkan inovasi dan kreativitas yang mendatangkan kemakmuran ekonomi lebih
baik bagi masyarakat. Anak muda tidak seharusnya menjadi victim of
consumptive market. Anak muda seharusnya dapat menjadi player of
excellence utama dalam perekonomian dengan berkecimpung dalam
kewirausahaan yang bersifat ekonomi maupun sosial. Akhirnya, inspirasi akan
menghadirkan inisiatif, sedangkan insiatif memerlukan strategi yang
komprehensif dan lingkungan yang akomodatif. Hal-hal tersebut akan mendatangkan
aktivitas ekonomi yang positif dan kolaboratif.
SARAN
Masalah
yang terjadi di Indonesia harus selalu mendapat perhatian dari semua pihak baik
dari pemerintah maupun masyarakat. Masalah-masalah tersebut harus segera
diselesaikan. Contohnya pengangguran yang dapat diselesaikan dengan menumbuhkan
jiwa wirausaha sehingga tercipta wirausaha-wirausahawan muda sehingga
pengangguran terdidik dapat dikurangi. Maka dari itu jiwa wirausaha sangatlah
perlu dikembangkan bagi semua generasi yang terutama diajarkan sejak usia dini
sehingga setelah mereka dewasa mereka telah memiliki bekal wirausaha dan sapat
menjadi wirausahawan yang handal.
DAFTAR
PUSTAKA
http://jurnalilmiahtp.blogspot.co.id/2013/11/pengangguran-dan-jiwa-wirausaha_9.html (Diakses pada tanggal 9 April 2016)
Bastian, Agus.
(2012). Pentingnya Pendidikan Kewirausahaan. Membentuk Jiwa Wirausaha. Jakarta: Kompas Media Nusantara.(Diakses pada tanggal 9 April 2016)
Karya Ilmiah Ardiansyah,” Pemanfaatan Ecommerce Dalam Meningkatkan Kegiatan Bisnis
Di Indonesia”. STIMIK
AMIKOM YOGYAKARTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar