BELAJAR ILMU EKONOMI AKUNTASI

Jumat, 12 Agustus 2016

Pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode pembelajaran


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
            Pemahaman tentang pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode pembelajaran adalah hal yang sangat penting, terutama dalam konteks penguasaan konsepsional terhadap pembelajaran. Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode atau prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Artinya, bagaimana pengajar dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan fasilitas kepada peserta didik mencapai tujuan pembelajaran (Gafur, 1989). Namun, harus diingat bahwa tidak ada satupun strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk semua kondisi dan situasi yang berbeda, walaupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sama. Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas dan ketrampilan pengajar dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, yaitu yang disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan situasi kondisi yang dihadapinya.Strategi pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh pengajar bertitik tolak dari tujuan awal pembelajaran. Dengan demikian, penerapannya pun harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, sehingga diharapkan terdapat keselarasan antara tujuan dan pelaksanaan.

B.     TUJUAN PENULISAN
1.      Agar pembaca dapat mengetahui pengertian dari strategi pembelajaran
2.      Agar pembaca dapat mengerti apa- apa saja yang termasuk strategi pembelajaran
3.      Tujuan penulisan juga dilakukan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan dengan matakuliah perencanaan pembelajaran.






BAB II
PEMBAHASAN
1.      SEKILAS TENTANG STRATEGI PEMBELAJARAN
            Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada tiga jenis strategi yang berkaitan dengan pembelaran, yakni :
1. Strategi pengorganisasian pembelajaran
2. Strategi penyampaian pembelajaran
3. Strategi pengelolaan pembelajaran
            Uraian mengenai strategi penyampaian pengajaran menekankan pada media apa saja yang dipakai untuk menyampaikan pengajaran, kegiatan belajar apa yang dilakukan siswa, dan dalam struktur belajar – mengajar yang bagaimana. Strategi pengelolaan menekankan pada penjadwalan penggunaan setiap komponen strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian pengajaran, termasuk pula pembuatan catatan tentang kemajuan belajar siswa.
            Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.
            Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Modal digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi satu strategi yang telah ditetapkan. Metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Kata “mengajar” sendiri berarti memberi pelajaran. (Pupuh Faturrohman, 2007:2005)
            Pendekatan adalah istlah lain yang memiliki kemiripan dengan strategi pembelajaran. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Oleh karena itu, ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat kepada guru (teacher- centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centred approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif. (Wina Sanjaya, 2008:127).
            Tekhnik dan taktik mengajar merupakan penjabran atau metode pengajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Sedangkan taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Dengan demikian, taktik sifatnya lebih individual. Misalnya, walaupun dua orang sama – sama menggunakan metode ceramah dalam situasi dan kondisi yang sama sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbeda.

2.      STRATEGI PENGORGANISASIAN PENGAJARAN
            Strategi mengorganisasi isi pengajaran disebut oleh Reigeluth, Bunderson, dan Merril (1997) sebagai struktual strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintesis (synthesizing)  fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan.  Sequencing mengacu pada pembuatan urutan penyajian isi bidang studi, dan synthesizing mengacu pada upaya untuk menunjukan kepada siswa keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur, atau prinsip yag terkandung dalam suatu bidang studi.
            Pengorganisasian pengajaran secara khusus, merupakan fase yang amat penting dalam rancangan pengajaran. Synthesizing akan membuat topik – topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih bermakna bagi siswa yaitu dengan menunjukkan bagaimana topic – topic itu terkait dengan keseluruhan isi bidang studi. Kebermaknaan ini akan menyebabkan siswa memiliki retensi yang lebih baik dan lebih lama terhadap topic – topic yang dipelajari. Sequencing, atau penataan urutan, juga penting, karena amat diperlukan dalam pembuatan sintesis. Sintesis yang efektif hanya dapat dibuat bila telah ditata dengan cara tertentu, dan yang lebih penting, karena pada hakikatnya semua isi bidang studi memiliki prasyaratan belajar.
            Penggarapan strategi pengorganisasian pengajaran tidak bisa dipisahkan dari karakteristik struktur isi bidang studi. Ini disebabkan oleh struktur isi bidang studi memiliki implikasi yang amat penting bagi uaya pembuatan urutan dan sintesis antara isi suatu bidang studi. Struktur bidang studi, seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya, mengacu kepada keterkaitan antara bagian – bagian yang tercakup dalam bidang studi. Struktur bidang studi bisa berupa struktur belajar, struktur procedual, struktur konseptual dan stuktur teoritis.
1.      Strategi Makro dan Mikro
·         teori yang berkaitan dengan strategi mikro adalah teori penataan urutan berdasarkan prasyaratan belajar dari Gagne, model pembentukan konsep dari Taba, dan penguasaan konsep dari Bruner.
·         Untuk strategi makro pengintegrasian sejumlah teori seperti hierarki belajar dari Gagne, teori spiral dari Bruner, analisis tugas dari Gropper, teori skema dari Mayer, urutan subsumtive dari Ausubel, dan webteaching dari Norman dilakukan oleh Reigeluth untuk mendapatkan teori komprehensif yaitu dengan teori elaborasi.

2.      Strategi Mikro
Teori Gagne dan Bringgs
Gane dan Bringgs telah mengembangkan berbagai teori pengajaran yang preskriptif  yang mendekripsikan hal-hal yang berkaitan dengan:
a.       Kapabilitas belajar
b.      Peristiwa pengajaran
c.       Pengorganisasian pengajaran

3.      Kapabilitas Belajar
Untuk keperluan merancang pembelajaran, Gagne(1984,1985) mengemukakan kategori kapabilitas yang didapat siswa yaitu:
a.       Informasi Verbal
b.      Keterampilan Intelektual yang mencakup diskriminasi, konsep konkret, konsep abstrak, kaidah, dan kaidah tingkat lebih tinggi
c.       Strategi Kognitif
d.      Sikap
e.       Keterampilan Motorik
            Kategori kapabilitas penting bagi pengembangan teori pengajaran karena setiap kategori menuntut penggunaan metode pengajaran yang berbeda. Menurut Gagne, belajar telah terjadi apabila siswa telah memperoleh kapabilitas tertentu untuk melakukan sesuatu.
Karakteristik dari kapabilitas:
·         Informasi Verbal
Siswa telah belajar informasi verbal apabila ia dapat mengingat kembali informasi tersebut. Indikator yang dipakai untuk menunjukkan kapabilitas berupa menyebutkan atau menuliskan informasi seperti nama, kalimat, alasan, argument, proposisi, atau seperangkat proposisi yang terkait.
·         Keterampilan Intelektual
Kapabilitas dalam menggunakan symbol untuk mengorganisasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Siswa akan menggunakan satu keterampilan intelektual apabila ia berinteraksi dengan lingkungan.
·         Diskriminasi
Suatu kapabilitas untuk melakukan respon yang berbeda pada perangsang yang memiliki dimensi fisik yang berbeda. Siswa dikatakan mendiskriminasi apabila ia menyatakan apakah sesuatu sama atau berbeda dengan yang lain berdasarkan dimensi fisiknya seperti ukuran,warna,bentuk,atau suara.
·         Konsep Konkret
Siswa elah belajar konsep konkret apabila ia telah dapat mengidentifikasi contoh-contoh baru dan sekelompok objek. Konsep  konkrit diidentifikasi dengan menunjuk atau menandai pada, contoh-contoh, dan biasanya tidak dapat diidentifikasi dengan defenisi.
·         Konsep Abstrak
Siswa telah belajar konsep abstrak apabila ia menggunakan suatu defenisi untuk mengklasifikasi contoh-contoh yang tidak dipelajari sebelumnya. Konsep tersebut seperti “keluarga” atau “orang asing” adalah contoh konsep abstrak.
            Kaidah siswa setelah belajar kaidah, apabila ia dapat menggunakan kiadah itu pada contoh- contoh sebelumnya tidak dipelajari. Kaidah adalah hubungan antara dua konsep atau lebih. Contoh: penggunaan rumus abc”, yang diungkapkan dengan , untuk memecahkan masalah persamaan kuadarat.
            Kaidah tingkat lebih tinggi (pemecah masalah). Siswa telah mencapai kaidah tingkat tinggi apabila ia menggunakan kaidah atau lebih, yang sudah dipelajari sebelumnya, untuk memecahkan masalah-masalah baru. Kapitalis ini melibatkan penguasaan sejumlah konsep dan kaidah yang kemudian harus di integrasikan untuk memecahkan masalah. Disamping itu, karena masalah tersebut adalah baru, siswa harus lebih teliti dahulu dan memilih kaidah-kaidah mana yang optimal digunakan.
            Gagne (1984,1985) menghipotesiskan bahwa keterampilan intelektual ini bersifat kontinum dan sederhana ke kompleks serta memiliki hubungan yang hierarkis. Artinya belajar keterampilan intelektual yang lebih tinggi, memerlukan penguasaan keterampilan intelektual yang lebih rendah. Atau, keterampilan yang lebih rendah menjadi prasyarat bagi belajar keterampilan yang lebih tinggi.
            Strategi kognitif. Siswa telah belajar strategi kognitif apabila ia telah mengembangkan cara-cara untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi proses berpikir dan proses belajarnya. Demikian juga, apabila dapat belajar secara mandiri, serta dapat menemukan sekaligus memecahkan masalah-masalah baru. Menganalisis suatu masalah menjadi masalah yang lebih rinci, merangkum isi buku teks, dan menggunakan dengan cara-cara menmonik, merupakan contoh- contoh dan strategi kognitif.
            Sikap. Sikap adalah keadaan mental yang kompleks dari siswa yang dapat mempengaruhi pilihanya untuk melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya pribadi terhadap orang lain, benda, atau peristiwa. Siswa telah  memiliki sikap apabila ia telah memilih melakukan tindakan yang sama untuk situasi yang sama yang berulang. Perilaku yang hanya ditunjukan pada situasi yang sama  yang berulang. Perilaku yang hanya ditunjukan pada satu situasi tidak dapat dijadikan indikator sikap. Sikap hanya tampak apabila ada perilaku yang konsisten dalam berbagai situasi yang serupa. Pilihan tindakan yang sifatnya pribadi dan ditunjukan secara konsisten, seperti lebih menyukai musik keroncong daripada rock, takut pada ular, mencerminkan sikap  yang telah dipelajari.
            Keterampilan motorik. Siswa telah mengembangkan keterampilan motorik apabila ia telah menampilkan gerakan-gerakan fisik dalam menggunakan bahan atau peralatan-peralatan menurut prosedur yang semestinya. Lebih umum, apabila ia mampu melakukan gerakandalam berbagai tindakan motorik yang terorganisasi. Mengendarai mobil, melempar bola, menulis surat merupakan contoh-contoh keterampilan motorik. Kondisi belajar satu alasan yang kuat sekali mengapa kategorisasi kapabilitas memperlihatkan untuk kerja yang berbeda. Lebih lanjut, Gagne dan Briggs mendeskripsikan kondisi belajar yang berbeda untuk setiap kategori kapabilitas mereka mebedakan 2 (dua) kondisi belajar, yaitu:

1.      Kondisi belajar internal
2.      Kondisi belajar eksternal
            Kondisi internal mengacu kepada perolehan dan penyimpanan kapabilitas-kapabilitas yang telah dipelajari siswa yang mendukung belajar kapabilitas lainya. Kondisi belajar eksternal mengacu kepada berbagai cara yang dirancang untuk memudahkan proses-proses ekternal dalam diri siswa ketika belajar.
            Kondisi belajar internal. Dalam belajar keterampilan intelektual, penting sekali bagi siswa mengigat kembali prasyarat tertentu yang telah dipelajari.  Umpamanya, sebelum siswa dapat mengklasifikasi contoh-contoh baru dan konsep hewan bertulang belakang, maka ia harus telah mengenal bahwa setiap hewan memiliki karakteristik yang berbeda dan secara khusus mengingat kembali karakteristik  hewan bertulang belakang . untuk beljar sikap, siswa perlu mengingat kembali model-model  yang memperlihatkan sikap-sikap tertentu. Umpamanya seorang polisi menjalankan kendaraanya dalam batas kecepatan, dan belajar informasi verbal dapat dimudahkan bila siswa dapat mengingat kembali informasi yang telah dipelajarinya yang ada kaitanya dengan yang baru.






BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan pembelajaran sangat penting untuk membantu guru dan siswa dalam mengkreasi, menata, dan mengorganisasi pembelajaran sehingga memungkinkan peristiwa belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran sangat diperlukan untuk memandu proses belajar secara efektif. Model pembelajaran yang efektif adalah model pembelajaran yang memiliki landasan teoretik yang humanistik, lentur, adaptif, berorientasi kekinian, memiliki sintak pembelajaran yang sedehana, mudah dilakukan, dapat mencapai tujuan dan hasil belajar yang disasar. Model pembelajaran yang dapat diterapkan pada bidang studi hendaknya dikemas koheren dengan hakikat pendidikan bidang studi tersebut. Namun, secara filosofis tujuan pembelajaran adalah untuk memfasilitasi siswa dalam penumbuhan dan pengembangan kesadaran belajar, sehingga mampu melakukan olah pikir, rasa, dan raga dalam memecahkan masalah kehidupan di dunia nyata. Model-model pembelajaran yang dapat mengakomodasikan tujuan tersebut adalah yang berlandaskan pada paradigma konstruktivistik sebagai paradigma alternatif. Model problem solving and reasoning, model inquiry training, model problembased instruction, model conceptual change instruction, model group investigation, dan masih banyak lagi model-model yang lain yang berlandaskan paradigma konstruktivistik, adalah model-model pembelajaran alternatif yang sesuai dengan hakikat pembelajaran humanis populis.

B.     SARAN
            Dalam materi yang sudah di terapkan dan dijelaskan dalam makalah ini , diharapkan kepada yang membaca agar lebih memahami materi tentang stategi pembelajaran. Setelah menguasai materi tersebut, pembaca diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan ini dimasa yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

SOAL AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Rio sentosa merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa pembersih dan pengecatan gedung. Saldo...