BELAJAR ILMU EKONOMI AKUNTASI

Selasa, 08 Maret 2016

FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM, SUBSTANSI FILSAFAT PENDIDIKAN DAN HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN FILSAFAT PENDIDIKAN


Makalah Filsafat Pendidikan sebagai  sistem, substansi dan hubungannya dangan pendidikan

Tugas Filsafat Pendidikan
FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM, SUBSTANSI FILSAFAT PENDIDIKAN DAN HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN FILSAFAT PENDIDIKAN




                      


Disusun oleh :
Mutia ulfa siregar
Nazlah hanim nasution
Poppy wulandari
Rini permata sari saragih
Venas simanjuntak


PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015



KATA PENGANTAR

                Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmah Nyalah, sehingga Tugas ini dapat diselesaikan. Penyusunan makalah ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan.
                Akhir kata, sebagaimana layaknya manusia biasa yang memiliki banyak keterbatasan, apabila terdapat kesalahan penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun agar selanjutnya dapat lebih baik. Harapan dan tujuan saya dalam menyelesaikan makalah adalah agar dapat berguna dan dapat menambah pengetahuan bagi yang membacanya. Atas segala perhatian, do’a dan dukungan semua rekan, saya mengucapkan terima kasih.

Medan, September 2015




Tim Penyusun














DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan  ......................................................................... 1
A.    Latar Belakang................................................................................. 1
B.     Tujuan Pembuatan Makalah..........................................................   1
BAB II Pembahasan.........................................................................  2
A.    Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem................................................  2
B.     Substansi Filsafat Pendidikan........................................................   3
C.     Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan..............................  3
BAB III Penutup..............................................................................  7
       Kesimpulan...............................................................................  7
       Daftar Pustaka...........................................................................  8


















BAB I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang

Pada dasarnya manusia sebagai makhluk hidup berpikir dan selalu berusaha untuk mengetahui segala sesuatu, tidak mau menerima begitu saja apa adanya sesuatu itu, selalu ingin tahu apa yang ada dibalik yang dilihat dan diamati. Segala sesuatu yang dilihatnya, dialaminya, dan gejala yang terjadi di lingkungannya selalu dipertanyakan dan dianalisis atau dikaji . Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu keheranan, kesangsian, dan kesadaran atas keterbatasan. Berfilsafat kerap kali didorong untuk mengetahui apa yang telah tahu dan apa yang belum tahu, berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui dalam kemestaan yang seakan tak terbatas.
Filsafat memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setidaknya ada tiga peran utama yang dimiliki yaitu sebagai pendobrak, pembebas, dan pembimbing (Jan Hendrik Rapar dalam Diktat Filsafat Pendidikan). Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.

B.     Tujuan Pembuatan Makalah
1.     Agar mahasiswa tahu apa yang dimaksud dengan filsafat pendidikan sebagai sistem
2.        Agar mahasiswa tahu apa yang dimaksud dengan substansi filsafat pendidikan.
3.          Agar para mahasiswa dapat memahami tentang hubungan filsafat dan pendidikan.
























BAB II
Pembahasan

A.    Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem

Sistem filsafat pendidikan adalah kata sistem barasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti “cara, strategi”. Dalam bahasa Inggris system berarti “system, susunan, jaringan, cara”. System juga diartikan “suatu strategi, cara berpikir atau model berpikir”. Sedangkan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan.
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokraris serta bertanggung jawab.Untuk mengembangkan fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kehidupan bangsa mencakup seluruh bangsa; warga Negara tua-muda, kaya-miskin, di kota–di desa, tanpa memandang latar belakang dan cerdas dalam hidup dan kehidupan,kognitif, piskomotor, dan afektif, totalitas dan integratif.
Seperti dikatakan di buku ajar Filsafat Pendidikan Unimed Filsafat pendidikan terwujud dengan menarik garis linier, antara filsafat dan pendidikan. Dalam hal ini filsafat seolah-olah dijabarkan secara langsung dalam pendidikan dengan maksud untuk menghasilkan konsep pendidikan yang berasal dari satu cabang atau aliran filsafat, misalnya dengan idealism. Bila konsep dasar tentang kenyataan yang pada hakikatnya, menurut idealism, adalah sama dengan hal-hal bersifat kerohanian ataupun yang lain yang sejenis dengan itu, maka pendidikan itu adalah mengutamakan perkembangan aspek aspek spritual dan kerohanian pada peserta didik.
Pendekatan lain yang akan dikembangkan adalah ketika pendidikan itu menghadapi masalah atau keadaan yang tidak seperti yang diharapkan, pasti memerlukan jawaban yang tidak semata-mata berada dalam ruang lingkup pendidikan. Misalnya tentang manusia seutuhnya, untuk memperjelas konsep ini memerlukan penjelesan dari filsafat. Bila hal ini akan dijawab dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang lain, jawaban itu tidak dapat seketika secara spekulatif seperti halnya dalam filsafat. Kemungkinan-kemungkinan tersebut dengan mengingat tujuan pendidikan bila dikembangkan secara proporsional akan sangat memadai dalam mengisi fundasi-fundasi ilmu pendidikan, sebagai bagian utama dalam ilmu pendidikan umumnya.


B.     Substansi Filsafat Pendidikan

Dalam dunia pendidikan, filsafat pendidikan adalah bagian dari fundasi-fundasi pendidikan. Yang berarti bahwa filsafat pendidikan perlu mengetengahkan konsep-konsep dasar pendidikan. Di Indonesia sendiri Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan undang-undang pendidikan merupakan dasar atau landasan utama terhadap pelaksanaan pendidikan. Hal ini yang menjadikan Pancasila, atau khususnya Filsafat Pancasila mempunyai kedudukan sentral dalam wawasan kependidikan, dan nilai-nilai  serta norma-norma Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 itu melingkupi pendidikan secara keseluruhan, baik itu mengenai teori maupun mengenai  praktek.

Dengan berpijak pada pandangan tentang kedudukan filsafat dan filsafat pendidikan Pancasila sebagai filsafat terbuka, maka sikap konvergensi atau elektif inkorpatif terhadap filsafat atau filsafat pendidikan yang berasal dari luar perlu dikembangkan. Dengan mempelajari filsafat dan filsafat pendidikan dari luar pada hakekatnya adalah upaya untuk memperkaya atau meperkuat substansi dari pada filsafat pendidikan telah berada pada peringkat lanjut.

Roh dan Jiwa Undang-Undang Dasar 1945 harus mendaqsari landasan praksis dan praktik pendidikan. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar  1945 telah dijelaskan nyata arah dan tujuan pendidikan yakni : untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Harapan ini didukung oleh batang tubuh dan pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa pemerintah akan melaksanakan pendidikan bermutu bagi setiap warga negara dan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan minimal sampai pada tingkat pendidikan dasar. Tujuaan pendidikan semakin diperjelas dan dipertegas substansi dan arahnyayakni menjadikan manusia yang cerdas, berbudi luhur berakhlak mulia dan lainnya.

C.   Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan

Sudah merupakan pandangan atau pemahaman umum bahwa filsafat yang dijadikan pandangan hidup oleh seseorang atau suatu masyarakat bahkan suatu bangsa merupakan asas atau pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan orang atau masyarakat tersebut atau bangsa itu sendiri, termasuk didalamnya bidang pendidikan. Segala usahan atau aktifitas yang dilakukan dengan mempedomani filsafat yang dianutnya.
Pandangan filsafat pendidikan sama dengan landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut. Formula tentang hakekat dan martabat manusia serta masyarakat terutama di Indonesia dilandasi oleh filsafat yang dianut bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila merupakan sumber dari segala gagasan mengenai wujud manusia dan masyarakat yang dianggap baik, sumber dari agama sumber yang menjadi pangkal serta muara dari setiap keputusan dan tindakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengenai realita, maka dikupaslah antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi landasan penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik. Disamping itu, pengalaman pendidik dalam menuntut pertumbuhan dan perkembangan anak akan berhubungan dan berkenalan dengan realita. Semuanya itu dapat disampaikan kepada    filsafat    untuk   dijadikan   bahan-bahan    pertimbangan   dan   tinjauan   untuk memperkembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja.
2.     Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya
3.     Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan.

Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan : bahwa filsafat tidak hanya melahirkan sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan kearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakekatnya jawab dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh karena berisfat filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.Filsafat pendidikan sudah seharusnya dipelajari dan didalami oleh setiap orang yang memperdalam ilmu pendidikan, terlebih mereka yang memilih profesi sebagai tenaga pendidik. Ada beberapa alasan yang mendasarnya antara lain;
1.                     Adanya problema-problema pendidikan dari zaman ke zaman yang menjadi perhatian para ahli masing masing. Pendidikan adalah usaha manusia untuk meningkatkan kesejathteraan lahir dan batin masyarakat dan bangsa. Banyak tulisan yang dihasilkan oleh para ahli pikir, dan tidak jarang gagasan ahli yang satu mempengaruhi gagasan ahli-ahli yang lain. Corak gagasan yang berlandaskan filsafat sering timbul dari ahli-pikir ini. Hal ini masuk dalam lapangan filsafat pendidikan.
2.                     Dapatlah diperkirakan  bahwa bagi barang siapa yang mempelajari filsafat pendidikan dapat mempunyai pandangan pandangan yang jangkauannya melampaui hal-hal yang diketemukan secara eksperimental dan empirik. Maka dari itu filsafat pendidikan dapat diharapkan merupakan bekal untuk meninjau pendidikan beserta masalah-masalahnya secara kritis.
3.                     Dapat terpenuhi tuntutan intelektual dan akademik dengan landasan asas bahwa berfilsafat adalah berfikir logis yang nuntut teratur dan kritis, maka berfilsafat pendidikan mempunyai kemampuan semacam itu.

























BAB III
Penutup
Kesimpulan

Filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh manusia saja. Filsafat menjadi sumber dari segala kegiatan manusia atau mewarnai semua aktivitas warga negara dari suatu bangsa.
Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam lingkungan masyarakat dan lingkungan. Ilmu pendidikan yaitu menyelidiki, merenungi tentang gejala-gejalan perbuatan mendidik.
Substansi Filsafat Pendidikan kedudukan dalam jajaran ilmu pengetahuan adalah sebagai bagian dari fundasi- fundasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu menengahkan tentang konsep-konsep dasa pendidikan.
Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu: logika formal yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan.
Filsafat pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar-akarnya mengenai pendidikan. Filsafat pendidikan dijabarkan dari filsafat, artinya filsafat Pendidikan tidak bolah bertentangan dengan filsafat








DAFTRAR PUSTAKA

Suriasumantri, S. Jujun. 1996. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta, Pustaka Sinar   Harapan
Purwanto, Ngalim. M. 2003. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

Tim Pengajar. 2011. Diktat Filsafat Pendidikan. Medan: Universitas Negeri Medan
http://www.google /Filsafatvan88.wordpress.com
http://pend-antropologi09.blogspot.com/2011/11/kaitan-filsafat-pendidikan-dan-guru.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

SOAL AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Rio sentosa merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa pembersih dan pengecatan gedung. Saldo...