Tugas
Filsafat Pendidikan
FILSAFAT
PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM, SUBSTANSI FILSAFAT PENDIDIKAN DAN HUBUNGAN FILSAFAT
DENGAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Disusun oleh
:
Mutia ulfa
siregar
Nazlah hanim
nasution
Poppy
wulandari
Rini permata
sari saragih
Venas
simanjuntak
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2015
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmah Nyalah, sehingga Tugas ini
dapat diselesaikan. Penyusunan makalah ini dilakukan sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan.
Akhir kata,
sebagaimana layaknya manusia biasa yang memiliki banyak keterbatasan, apabila
terdapat kesalahan penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
agar selanjutnya dapat lebih baik. Harapan dan tujuan saya dalam menyelesaikan
makalah adalah agar dapat berguna dan dapat menambah pengetahuan bagi yang
membacanya. Atas segala perhatian, do’a dan dukungan semua rekan, saya
mengucapkan terima kasih.
Medan,
September 2015
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan .........................................................................
1
A.
Latar
Belakang.................................................................................
1
B.
Tujuan Pembuatan Makalah.......................................................... 1
BAB II
Pembahasan......................................................................... 2
A.
Filsafat Pendidikan Sebagai
Sistem................................................ 2
B.
Substansi Filsafat Pendidikan........................................................ 3
C.
Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan.............................. 3
BAB III
Penutup..............................................................................
7
Kesimpulan...............................................................................
7
Daftar Pustaka...........................................................................
8
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Pada dasarnya manusia
sebagai makhluk hidup berpikir dan selalu berusaha untuk mengetahui segala
sesuatu, tidak mau menerima begitu saja apa adanya sesuatu itu, selalu ingin
tahu apa yang ada dibalik yang dilihat dan diamati. Segala sesuatu yang
dilihatnya, dialaminya, dan gejala yang terjadi di lingkungannya selalu
dipertanyakan dan dianalisis atau dikaji . Ada tiga hal yang mendorong manusia
untuk berfilsafat yaitu keheranan, kesangsian, dan kesadaran atas keterbatasan.
Berfilsafat kerap kali didorong untuk mengetahui apa yang telah tahu dan apa
yang belum tahu, berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan
pernah diketahui dalam kemestaan yang seakan tak terbatas.
Filsafat memiliki
peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setidaknya ada tiga peran
utama yang dimiliki yaitu sebagai pendobrak, pembebas, dan pembimbing (Jan
Hendrik Rapar dalam Diktat Filsafat Pendidikan). Pendidikan adalah upaya
mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik
potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat
berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita
kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam
keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup
kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi
mengenai masalah-masalah pendidikan.
B. Tujuan
Pembuatan Makalah
1. Agar
mahasiswa tahu apa yang dimaksud dengan filsafat pendidikan sebagai sistem
2. Agar mahasiswa tahu apa yang
dimaksud dengan substansi filsafat pendidikan.
3. Agar para mahasiswa dapat memahami tentang hubungan filsafat dan
pendidikan.
BAB II
Pembahasan
A.
Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem
Sistem
filsafat pendidikan adalah kata sistem barasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti “cara, strategi”. Dalam bahasa Inggris
system berarti “system, susunan,
jaringan, cara”. System juga diartikan “suatu
strategi, cara berpikir atau model berpikir”. Sedangkan pendidikan pada
hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja serta penuh
tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi
dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan.
Pendidikan
nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokraris
serta bertanggung jawab.Untuk mengembangkan fungsi tersebut pemerintah
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kehidupan
bangsa mencakup seluruh bangsa; warga Negara tua-muda, kaya-miskin, di kota–di
desa, tanpa memandang latar belakang dan cerdas dalam hidup dan
kehidupan,kognitif, piskomotor, dan afektif, totalitas dan integratif.
Seperti
dikatakan di buku ajar Filsafat Pendidikan Unimed Filsafat pendidikan terwujud dengan
menarik garis linier, antara filsafat dan pendidikan. Dalam hal ini filsafat
seolah-olah dijabarkan secara langsung dalam pendidikan dengan maksud untuk
menghasilkan konsep pendidikan yang berasal dari satu cabang atau aliran
filsafat, misalnya dengan idealism. Bila konsep dasar tentang kenyataan yang
pada hakikatnya, menurut idealism, adalah sama dengan hal-hal bersifat
kerohanian ataupun yang lain yang sejenis dengan itu, maka pendidikan itu
adalah mengutamakan perkembangan aspek aspek spritual dan kerohanian pada
peserta didik.
Pendekatan
lain yang akan dikembangkan adalah ketika pendidikan itu menghadapi masalah
atau keadaan yang tidak seperti yang diharapkan, pasti memerlukan jawaban yang
tidak semata-mata berada dalam ruang lingkup pendidikan. Misalnya tentang
manusia seutuhnya, untuk memperjelas konsep ini memerlukan penjelesan dari
filsafat. Bila hal ini akan dijawab dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang
lain, jawaban itu tidak dapat seketika secara spekulatif seperti halnya dalam
filsafat. Kemungkinan-kemungkinan tersebut dengan mengingat tujuan pendidikan
bila dikembangkan secara proporsional akan sangat memadai dalam mengisi
fundasi-fundasi ilmu pendidikan, sebagai bagian utama dalam ilmu pendidikan
umumnya.
B.
Substansi Filsafat Pendidikan
Dalam dunia
pendidikan, filsafat pendidikan adalah bagian dari fundasi-fundasi pendidikan.
Yang berarti bahwa filsafat pendidikan perlu mengetengahkan konsep-konsep dasar
pendidikan. Di Indonesia sendiri Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan
undang-undang pendidikan merupakan dasar atau landasan utama terhadap
pelaksanaan pendidikan. Hal ini yang menjadikan Pancasila, atau khususnya
Filsafat Pancasila mempunyai kedudukan sentral dalam wawasan kependidikan, dan nilai-nilai serta norma-norma Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 itu melingkupi pendidikan secara keseluruhan, baik itu mengenai
teori maupun mengenai praktek.
Dengan
berpijak pada pandangan tentang kedudukan filsafat dan filsafat pendidikan
Pancasila sebagai filsafat terbuka, maka sikap konvergensi atau elektif
inkorpatif terhadap filsafat atau filsafat pendidikan yang berasal dari luar
perlu dikembangkan. Dengan mempelajari filsafat dan filsafat pendidikan dari
luar pada hakekatnya adalah upaya untuk memperkaya atau meperkuat substansi
dari pada filsafat pendidikan telah berada pada peringkat lanjut.
Roh dan Jiwa
Undang-Undang Dasar 1945 harus mendaqsari landasan praksis dan praktik
pendidikan. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945 telah dijelaskan nyata arah dan tujuan pendidikan yakni : untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Harapan ini didukung oleh batang tubuh dan
pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa pemerintah akan
melaksanakan pendidikan bermutu bagi setiap warga negara dan setiap warga
negara berhak mendapatkan pendidikan minimal sampai pada tingkat pendidikan
dasar. Tujuaan pendidikan semakin diperjelas dan dipertegas substansi dan
arahnyayakni menjadikan manusia yang cerdas, berbudi luhur berakhlak mulia dan
lainnya.
C.
Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Sudah merupakan pandangan atau
pemahaman umum bahwa filsafat yang dijadikan pandangan hidup oleh seseorang
atau suatu masyarakat bahkan suatu bangsa merupakan asas atau pedoman yang
melandasi semua aspek hidup dan kehidupan orang atau masyarakat tersebut atau
bangsa itu sendiri, termasuk didalamnya bidang pendidikan. Segala usahan atau
aktifitas yang dilakukan dengan mempedomani filsafat yang dianutnya.
Pandangan filsafat pendidikan sama dengan
landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan.
Antara filsafat dan pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat
mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidikan
berusaha mewujudkan citra tersebut. Formula tentang hakekat dan martabat
manusia serta masyarakat terutama di Indonesia dilandasi oleh filsafat yang
dianut bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila merupakan sumber dari segala
gagasan mengenai wujud manusia dan masyarakat yang dianggap baik, sumber dari
agama sumber yang menjadi pangkal serta muara dari setiap keputusan dan
tindakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
Filsafat mengadakan tinjauan yang
luas mengenai realita, maka dikupaslah antara lain pandangan dunia dan
pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi landasan penyusunan
konsep tujuan dan metodologi pendidik. Disamping itu, pengalaman pendidik dalam
menuntut pertumbuhan dan perkembangan anak akan berhubungan dan berkenalan
dengan realita. Semuanya itu dapat disampaikan
kepada filsafat untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan tinjauan untuk
memperkembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1.
Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat
pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja.
2. Filsafat
memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan
mengkoordinasikannya
3. Lapangan
filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut
pandangannya berlainan.
Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan
filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan : bahwa filsafat tidak hanya
melahirkan sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat
pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk
mencapai kebijakan dan kearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu
yang pada hakekatnya jawab dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam
lapangan pendidkan. Oleh karena berisfat filosofis, dengan sendirinya filsafat
pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis
terhadap lapangan pendidikan.Filsafat pendidikan sudah seharusnya dipelajari
dan didalami oleh setiap orang yang memperdalam ilmu pendidikan, terlebih
mereka yang memilih profesi sebagai tenaga pendidik. Ada beberapa alasan yang
mendasarnya antara lain;
1. Adanya problema-problema
pendidikan dari zaman ke zaman yang menjadi perhatian para ahli masing masing.
Pendidikan adalah usaha manusia untuk meningkatkan kesejathteraan lahir dan
batin masyarakat dan bangsa. Banyak tulisan yang dihasilkan oleh para ahli
pikir, dan tidak jarang gagasan ahli yang satu mempengaruhi gagasan ahli-ahli
yang lain. Corak gagasan yang berlandaskan filsafat sering timbul dari
ahli-pikir ini. Hal ini masuk dalam lapangan filsafat pendidikan.
2. Dapatlah diperkirakan bahwa bagi barang siapa yang mempelajari
filsafat pendidikan dapat mempunyai pandangan pandangan yang jangkauannya
melampaui hal-hal yang diketemukan secara eksperimental dan empirik. Maka dari
itu filsafat pendidikan dapat diharapkan merupakan bekal untuk meninjau
pendidikan beserta masalah-masalahnya secara kritis.
3. Dapat terpenuhi tuntutan intelektual
dan akademik dengan landasan asas bahwa berfilsafat adalah berfikir logis yang
nuntut teratur dan kritis, maka berfilsafat pendidikan mempunyai kemampuan
semacam itu.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Filsafat adalah kebenaran menyeluruh
yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena
kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh manusia saja.
Filsafat menjadi sumber dari segala kegiatan manusia atau mewarnai semua
aktivitas warga negara dari suatu bangsa.
Pendidikan adalah usaha manusia
untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani
maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam lingkungan masyarakat
dan lingkungan. Ilmu pendidikan yaitu menyelidiki, merenungi tentang
gejala-gejalan perbuatan mendidik.
Substansi Filsafat Pendidikan kedudukan dalam jajaran
ilmu pengetahuan adalah sebagai bagian dari fundasi- fundasi pendidikan.
Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu menengahkan tentang konsep-konsep dasa
pendidikan.
Hubungan antara filsafat dan
pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu: logika formal yang dibangun
atas prinsif koherensi, dan logika dialektis dibangun atas prinsip menerima dan
membolehkan kontradiksi. Hubungan interakif antara filsafat dan pendidikan
berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada akhirnya menghasilkan apa yang
disebut dengan filsafat pendidikan.
Filsafat pendidikan adalah hasil
pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar-akarnya mengenai
pendidikan. Filsafat pendidikan dijabarkan dari filsafat, artinya filsafat
Pendidikan tidak bolah bertentangan dengan filsafat
DAFTRAR
PUSTAKA
Suriasumantri, S. Jujun. 1996. Filsafat
Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan
Purwanto, Ngalim. M. 2003. Ilmu Pendidikan
Teoretis dan Praktis, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya
Tim Pengajar. 2011. Diktat Filsafat
Pendidikan. Medan: Universitas Negeri Medan
http://www.google /Filsafatvan88.wordpress.com
http://widanaputra.blogsome.com/2007/01/14/hello-world/ yang
direkam pada 8 Jul 2007
http://pend-antropologi09.blogspot.com/2011/11/kaitan-filsafat-pendidikan-dan-guru.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar