BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang Masalah
Kita semua
menyadari perubahan itu merupakan konsekuensi dari kehidupan umat manusia yang
terus menerus mendapat pengaruh internal atau eksternal terhadap tata kehidupan
dalam masyarakat kita. Dalam kehidupan , setiap masyarakat pasti mengalami
perubahan – perubahan. Tidak ada sekelompok masyarakat pun yang tidak berubah.
Perubahan tersebut dapat terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, misalnya
dalam bidang politik, ekonomi, sosial, maupun perubahan yang berkaitan dengan
kebudayaan. Perubahan yang terjadi dalam bidang sosial pada suatu masyarakat
sering sering dikenal dengan istilah perubahan sosial. Perubahan sosial yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat ini dipengaruhi oleh banyak faktor dan juga
perubahannya dapat menuju ke arah yang positif maupun menuju ke arah yang
positif maupun menuju arah yang negatif. Perubahan itu sendiri akan mampu mengantarkan
manusia kepada hakekat kehidupannya yang dicita – citakan yaitu tercapainya
suatu suasana kehidupan yang damai, dan sejahtera.
Dalam hal ini,
berarti perubahan dapat membuat lebih baik, namun juga sebaliknya.Tentunya
perubahan sosial yang terjadi dipengaruhi oleh berbagai faktor dan mempunyai
berbagai dampak bagi kehidupan masyarakat. Dan para ahli mempunyai pendapat
yang berbeda tentang perubahan sosial tersebut. Oleh karena itu, melalui
makalah ini, saya ingin mengenal perubahan sosial yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat.
2.
Identifikasi
Masalah
Lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada disekitar kita yang mempengaruhi kehidupan kita yang berupa benda mati ataupun hidup.
Lingkungan sosial meliputi manusia – manusia yang berbeda, misalnya teman,
tetangga,atau orang lain yang tidak kita kenal sekalipun. Dewasa ini indonesia
sedang mengalami masa sulit dengan berbagai masalah. Salah satunya masalah –
masalah yang terjadi di lingkungan sosial, yang disebabkan adanya perubahan
sosial dalam masyarakat baik perubahan berupa kemajuan (progress) maupun
kemunduran(regress), pesatnya pembangunan dan meningkatkan kebutuhan manusia.
Dengan adanya perubahan sosial tersebut menimbulkan berbagai masalah dalam di
dalam lingkungan sosial itu memiliki dampak negatif dan positif. Untuk
mewujudkan lingkungan sosial yang serasi diperukan kerjasama diantara anggota
kelompok. Kerjasama itu dimaksudkan untuk membuat dan melaksanakan aturan –
aturan yang disepakati bersama oleh warga sebagai mekanisme pengendalian
perilaku sosial. Aturan- aturan itu terwujud dalam bentuk norma – norma yang
harus dipatuhi. Lingkungan sosial yang mulanya tercipta dari pengelompokan
sosial pada akhirnya bersifat memaksa anggota dari pengelompokan itu untuk
menyesuaikan diri terhadanya. Setiap orang harus menghayati norma – norma
sosial yang mengatur hak dan kewajiban, serta menghormati kedudukan dan peran –
peran sosial yang ada di dalam lingkungan sosial kelompoknya. Dengan cara itu
lah kesinambungan kelompok dan lingkungan sosial bisa dipertahankan sehingga
menciptakan lingkungan sosial yang serasi dan seimbang antara hubungan manusia
dengan lingkungan alam dan buatan. Dilihat dari sudut pengendalian perilaku,
kepribadian seseorang sangat berkaitan erat dengan pola penerimaan lingkungan
sosial terhadap seseorang. Jadi setiap lingkungan sosial yang berbeda, berbeda
pula perilaku seseorang.
3.
Batasan
Masalah
Kepuasan
masyarakat mengenai pemanfaatan internet, yakni mereka dapat memperoleh
berbagai informasi yang diperlukan. Dan senantiasa menghasilkan hal – hal yang
baru dalam perkembangan zaman. Serta menimbulkan adanya perubahan fenomena
sosial diberbagai tingkat kehidupan. Dan hidup jadi lebih dipermudah dengan
adanya internet dikehidupan. Namun perkembangan kondisi penggunaan internet
dalam alat komunikasi sering disalah gunakan oleh segelintir oknum, karena
mereka memanfaatkan internet untuk berbuat jahat, menipu, dan menggunggah situs
– situs yang sebenarnya tidak layak sensor. Sehingga sebaiknya pemerintah ikut
serta dalam mengatasi hal ini, disatu sisi pemerintah mengingankan agar
masyarakat indonesia melek internet, disisi lain hal ini tidak didukung oleh
kemampuan dan kejangkauan akses internet ke daerah – daerah terpencil. Sehingga
pemahaman pengkajian penggunaan internet sebagai alat komunikasi, khususnya
pada situs – situs pertemanan.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
1.
Perubahan
Sosial
Di tengah – tengah
masyarakat , kelompok - kelompok sosial
yang ada bukanlah sesuatu yang statis atau tetap, melainkan selalu mengalami
perkembangan sesuai dengan perubahan yang diperlukan oleh kelompok tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Auguste Comte bahwa sosiologi pada dasarnya
mempelajari masyarakat, baik yang bersifat statis maupun dinamis. Perubahan
diperlukan karena kelompok sosial tersebut tidak cocok lagi dengan situasi dan
kondisi yang ada pada saat itu.
Mengapa terjadi
perubahan? Pada dasarnya manusia adalah makhluk dinamis. Manusia tidak penah
merasa puas atau cukup dengan keadaan yang ada sekarang. Melalui interaksinya
dengan manusia lain serta alam sekitarnya, manusia menyadari dan menemukan
sesuatu yang lain, yang harus dilakukan untuk mengubah dan mempengaruhi
hidupnya, tentunya disesuaikan dengan perkembangan pola pikir dan kemampuan
yang dimilikinya.
Perubahan
merupakan gejala sosial yag dialami oleh setiap masyarakat. Masyarakat memiliki
kecenderungan untuk semakin maju dan berkembang, seiring dengan kemajuan pola
pikir dan tingkat kemampuannya.
Kecenderungan ini sangat dipengaruhi oleh faktor- faktor berikut ini:
1. Rasa
tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada
2. Timbul
keinginan untuk mengadakan perubahan
3. Sadar
akan adanya kekurangan dalam kebudayaan sendiri sehingga berusaha untuk
menutupinya dengan mengadakan perbaikan
4. Adanya
usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri
dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul sajalah dengan
pertumbuhan masyarakat.
5. Banyaknya
kesulitan yang dihadapi memungkinkan manusia berusaha untuk dapa mengatasinya
6. Tingkat
kebutuhan masyarakat semakin kompleks dan adanya keinginan untuk meningkatkan
taraf hidup
7. Sikap
terbuka dari masyarakat terhadap hal – hal yang baru, baik yang datang dari
dalam maupun dari luar masyarakat tersebut
8. Sistem
pendidikan yang dapat memberikan nilai- nilai tertentu bagi manusia untuk
meraih masa depan yang lebih baik.
Teori-teori perubahan sosial
Kecenderungan
terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan gejala yang wajar yang timbul
dari pergaulan hidup manusia di dalam masyarakat. Perubahan-perubahan sosial
akan terus berlangsung sepanjang masih terjadi interaksi antarmanusia dan
antarmasyarakat. Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam
unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat, seperti perubahan
dalam unsurunsur geografis, biologis, ekonomis, dan kebudayaan.
Perubahan-perubahan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan
zaman yang dinamis. Adapun teori-teori yang menjelaskan mengenai perubahan
sosial adalah sebagai berikut. Para ahli filsafat, sejarah, ekonomi dan para sosiolog
telah mencoba untuk merumuskan prinsip-prinsip atau hukum-hukum
perubahan-perubahan sosial.
Banyak yang berpendapat bahwa kecenderungan terjadinya
perubahan-perubahan social merupakan gejala wajar yang timbul dari pergaulan
hidup manusia.Untuk mendapatkan hasil sebagaimana diharapkan, hubungan antara
kondisi dan faktor-faktor tersebut harus diteliti terlebih dahulu.Penelitian
yang obyektif akan dapat memberikan hukum-hukum umum perubahan sosial dan
kebudayaan, disamping itu juga harus diperhatikan waktu serta tempatnya
perubahan-perubahan tersebut berlangsung.
1. Teori Evolusi (
Evolution Theory )
Teori ini pada dasarnya berpijak pada perubahan yang
memerlukan proses yang cukup panjang. Dalam proses tersebut, terdapat beberapa
tahapan yang harus dilalui untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Ada
bermacam-macam teori tentang evolusi. Teori tersebut digolongkan ke dalam
beberapa kategori, yaitu unilinear theories of evolution, universal
theories of evolution, dan multilined theories of evolution.
a. Unilinear Theories of Evolution
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat
termasuk kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan
tahapan-tahapan tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks dan
akhirnya sempurna. Pelopor teori ini antara lain Auguste Comte dan Herbert
Spencer.
b. Universal Theories of Evolution
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat
tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Kebudayaan manusia telah
mengikuti suatu garis evolusi tertentu. Menurut Herbert Spencer, prinsip teori
ini adalah bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen
menjadi kelompok yang heterogen.
c.
Multilined Theories of Evolution
Teori ini
lebih menekankan pada penelitian terhadap tahaptahap perkembangan tertentu.
2.
Teori Konflik ( Conflict
Theory )
Teori ini
memiliki prinsip bahwa konflik sosial dan perubahan sosial selalu melekat pada
struktur masyarakat.Teori ini menilai bahwa sesuatu yang konstan atau tetap
adalah konflik sosial, bukan perubahan sosial. Karena perubahan hanyalah
merupakan akibat dari adanya konflik tersebut. Karena konflik berlangsung
terus-menerus, maka perubahan juga akan mengikutinya. Dua tokoh yang
pemikirannya menjadi pedoman dalam Teori Konflik ini adalah Karl Marx dan Ralf
Dahrendorf. Secara lebih rinci,
pandangan Teori Konflik lebih menitikberatkan pada hal berikut ini.
a. Setiap masyarakat
terus-menerus berubah.
b. Setiap komponen masyarakat
biasanya menunjang perubahan masyarakat.
c. Setiap masyarakat biasanya
berada dalam ketegangan dan konflik.
d. Kestabilan sosial akan
tergantung pada tekanan terhadap golongan yang satu oleh golongan yang lainnya.
3. Teori Fungsionalis ( Functionalist Theory
)
Konsep
yang berkembang dari teori ini adalah cultural lag (kesenjangan
budaya). Konsep ini mendukung Teori Fungsionalis untuk menjelaskan bahwa
perubahan sosial tidak lepas dari hubungan antara unsur-unsur kebudayaan dalam
masyarakat. Menurut teori ini, beberapa unsur kebudayaan bisa saja berubah
dengan sangat cepat sementara unsur yang lainnya tidak dapat mengikuti
kecepatan perubahan unsur tersebut. Maka, yang terjadi adalah ketertinggalan
unsur yang berubah secara perlahan tersebut. Ketertinggalan ini menyebabkan
kesenjangan sosial atau cultural lag.
Faktor yang
menghambat perubahan sosial
1.
Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
2.
Perkembangan ilmu pengetahun yang lambat
3.
Sikap masyarakat yang tradisional
4.
Prasangka buruk terhadap hal baru / asing
Bentuk – bentuk perubahan sosial
§ Perubahan yang lambat dan cepat
Perubahan yang lambat(evolusi ) adalah perubahan
yang biasanya tidak terencanakan , terjadi karena masyarakat ingin menyesuaikan
dengan kebutuhan, keadaan / kondisi baru yng timbul sejalan dengan pertumbuhan
masyrakat. Perubahan evolusioner sering tidak dirasakan sebagai perubahan,
kerena masyarakat telh berhasil menyesuaikan diri secara sempurna terhadap
perubahan yang terjadi. Perubahan yang cepat (revolusioner) adalah perubahan
yang dapat terjadi tanpa rencana, tetapi dapat pula direncanakan terlebih dahulu.
Perubahan / pergantian secara cepat terhadap berbagai aspek kehidupan yang
penting mengenai dasar – dasar atau sendi –sendi pokok kehidupan masyarakat.
§ Perubahan kecil dan perubahan besar
Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi
tidak membawa pengaruh langsung atau berarti dalam masyarakat. Perubahan besar
adalah perubahan yang terjadi membawa pengaruh langsung atau berarti dalam
masyarakat.
§ Perubahan yang dikendaki dan tidak
dikehendaki
Perubahan
yang dikehendaki adalah perubahan yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh
pihak yang mengendaki perubahan dalam masyarakat bisa daari seseorang,
institusi pemerintah maupun swasta. Perubahan yang tidak dikehendaki adalah:
perubahan ini terjadi di luar jangkauan masyarakat, akibat yang ditimbulkan
kebanyakan berdampak negatif.
2. Perubahan Sosial Budaya
Pengertian perubahan
sosial budaya
Perubahan sosial adalah perubahan unsur-unsur sosial dalam
masyarakat, sehingga terbentuk tata kehidupan sosial yang baru dalam
masyarakat. Perubahan dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan lembaga
kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang,
interaksi sosial, dan lain sebagainya. Perubahan budaya adalah perubahan
unsur-unsur kebudayaan karena perubahan pola pikir masyarakat sebagai pendukung
kebudayaan.Unsur-unsur kebudayaan yang berubah adalah sistem
kepercayaan/religi, system mata pencaharian hidup, sistem kemasyarakatan,
sistem peralatan hidup dan tehnologi, bahasa, kesenian, serta ilmu pengetahuan.
Perubahan kebudayaan pada suatu masyarakat merupakan keniscayaan
dan tidak dapat dielakkan. Masyarakat tidak pernah statis, selalu dinamis
berubah dari satu keadaan ke keadaan lainnya yang disebabkan oleh berbagai
faktor. Perubahan ini dimaksudkan sebagai wujud tanggapan manusia terhadap
tantangan lingkungannya.
Faktor
Pendorong Perubahan Sosial Budaya
Faktor-faktor
pendorong perubahan sosial budaya sebagai berikut.
1)
Kontak dengan Budaya Lain
Kontak merupakan proses penyampaian informasi tentang ide,
keyakinan, dan hasil-hasil budaya. Adanya kontak dengan budaya lain menjadikan
satu kebudayaan bertemu dan saling bertukar informasi. Misalnya kontak dagang
antara pedagang nusantara dengan pedagang India, Arab, dan Barat. Kebudayaan
mereka saling mempengaruhi yang akhirnya membawa perubahan sosial budaya.
2)
Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Tidak
adanya apresiasi terhadap karya orang lain menjadikan seseorang enggan untuk
berkarya. Namun, akan berbeda jika setiap orang menghargai hasil karya orang
lain. Setiap orang akan berlomba-lomba menciptakan suatu karya yang bermanfaat
bagi masyarakat. Karya-karya inilah yang mendorong munculnya perubahan sosial
budaya. Penemuan pesawat terbang mengilhami Prof. Dr. Ing.B.J. Habibie untuk
mendirikan pabrik pesawat di Bandung.
3) Sistem Pendidikan yang Maju
Pendidikan
mengajarkan seseorang untuk berpikir ilmiah dan objektif. Dengan kemampuan
tersebut, seseorang dapat menilai bentuk kebudayaan yang sesuai dengan
kebutuhan serta kebudayaan yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh
karena itu, sistem pendidikan tinggi mampu mendorong munculnya perubahan sosial
budaya.
4) Keinginan untuk Maju
Tidak ada seorang
pun yang puas dengan keadaan sekarang. Oleh karena itu, orang akan melakukan berbagai
upaya guna melakukan perubahan hidup yang tentunya ke arah kemajuan. Misalnya
seorang pelajar mengikuti kursus komputer untuk menambah pengetahuan dan
keterampilan komputer.
5).Toleransi
terhadap Perubahan
Sikap toleransi
dibutuhkan untuk mempercepat laju perubahan sosial budaya dalam masyarakat.
Adanya sikap toleransi menjadikan masyarakat lebih mudah menerima hal baru.
Masyarakat akan menerima hal-hal baru yang dirasa membawa kebaikan.
6)
Penduduk yang Heterogen
Masyarakat yang
heterogen memudahkan terjadinya perubahan sosial budaya. Hal ini dapat dilihat
pada masyarakat Indonesia. Penduduk Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku,
ras, dan ideologi. Perbedaan-perbedaan yang ada tidak selamanya membawa
keuntungan bagi Indonesia.
7) Ketidakpuasan Masyarakat
terhadap Bidang Kehidupan Tertentu
Setiap orang tidak
akan pernah puas dengan keadaannya saat ini. Rasa tidak puas terhadap keadaan
mendorongnya melakukan berbagai perubahan. Hal ini pun terjadi pada masyarakat
Indonesia ketika reformasi digulirkan. Rasa tidak puas terhadap pemerintahan
saat itu mendorong masyarakat menuntut perubahan secara total.
8)
Sistem Pelapisan Terbuka
Sistem pelapisan
terbuka memungkinkan terjadinya gerak sosial vertikal yang lebih tinggi. Sistem
ini memberi kesempatan kepada seseorang untuk maju. Kesempatan untuk menaiki
strata yang lebih tinggi mendorong seseorang melakukan perubahan ke arah yang
lebih baik.
9) Orientasi ke Masa Depan
(Visioner)
Pandangan yang
visioner mendorong seseorang melakukan beragam perubahan. Bagi mereka masa lalu
adalah sesuatu yang patut untuk dikenang, bukan sebagai pedoman hidup. Masa depan harus lebih baik dari masa
sekarang. Visi inilah yang mendorong seseorang melakukan perubahan.
10) Sikap Mudah Menerima Hal-Hal
Baru
Suatu perubahan
akan berdampak besar jika setiap orang menerima perubahan tersebut. Keadaan ini
menjadi berbeda jika tidak ada seorang pun yang menanggapi perubahan tersebut.
3.
Perubahan individual
Perubahan
individu
Perubahan individu
merupakan inti dari segala sesuatu yang dicapai dari organisasi. Setelah
individu memiliki motivasi untuk melakukan sesuatu yang berbeda, seluruh dunia
dapat mulai berubah.
B. Beberapa pendekatan dari
perubahan individu:
a. Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku merupakan tentang
mengubah, sikap lain melalui ganjaran dan hukuman,ini mengarah pada analisis
perilaku dan penggunaan strategi hadiah. Terdiri dari:
a.
Penggunaan teknologi kinerja
b.
Nilai diterjemahkan ke dalam perilaku
c.
Pelatihan keterampilan
Tahapan dalam Pendekatan Prilaku:
ü Identifikasi prilaku yang
mempengaruhi kinerja
ü Analisis fungsional dari prilaku,
yaitu identifikasi bagian-bagian komponen yang yang membentuk setiap prilaku.
ü Sebuah evaluasi efektifitas strategi
intervensi.
b. Pendektaran Kognitif/pencapaian
hasil
Pendekatan kognitif adalah tentang mencapai
hasil melalui reframing positif, teknik terkait penetapan tujuan dan pembinaan
untuk mencapai hasil. Teori kognitif didasarkan pada premis bahwa emosi kita
dan masalah kita adalah hasil dari cara berpikir kita. Pendekatan ini
difokuskan pada hasil yang ingin anda capai, meskipun penting untuk pencapaian
mereka adalah memastikan bahwa ada kesejajaran seluruh rantai sebab dan akibat.
Pendekatan kognitif tidak mengacu pada rancangan eksternal dan tanggapan terhadap
rangsangan.
c. Psycodynamic Approach ( Bagian
dalam dari Perubahan)
Pendekatan psycodynamic adalah tentang
pemahaman dan yang berkaitan dengan dunia batin (bagian dalam) dari perubahan.
Kata “psikodinamik” didasarkan pada gagasan bahwa ketika menghadapi perubahan
dalam dunia luar, seorang individu dapat mengalami berbagai perubahan.
Lima karakteristik perubahan individu dalam arti
perkembangan
1.
Perubahan dalam arti
perkembangan terutama berakar pada unsur
biologis. Pengalaman-pengalaman aktivitas-aktivitas khusus anak dapat
menimbulkan perubahan pada diri yang
bersangkutan. Misalnya, seorang anak yang berlatih menari menjadi terampil
menari ,anak yang belajar matematika atau berhitung menjadi mahir dalam
mengerjakan soal-soal hitungan. Perubahan-perubahan semacam itu bukan merupakan
perkembangan, melainkan lebih merupakan fungsi langsung dari pengalaman khusus
yang diupayakan.
2.
Perkembangan dapat
mencakup perubahan baik dalam struktur maupun fungsi atau perubahan fungsi
maupun psikis. Perubahan dalam struktur
lazimnya merujuk pada perubahan fisik baik dalam hal ukuran maupun
bentuknya seperti perubahan lengan, kaki, otot, jaringan syaraf, atau
bagian-bagian tubuh lainnya, sedangkan perubahan fungsi mengacu kepada
perubahan dalam aktivitas yang terdapat dalam struktur fisik seperti
keterampilan bergerak,kemampuan berpikir, dan reaksi-reaksi emosional.
3.
Perkembangan bersifat unik bagi setiap individu artinya
masing-masing kita berkembang dengan
cara-cara tertentu seperti semua individu yang lain seperti beberapa individu
yang lain,dan tak seperti ada individu yang lainContohnya seorang anak
perempuan lebih senang membantu
ibunya di rumah daripada bermain
dengan teman sepermainannya
4.
Perubahan dalam arti perkembangan terjadi secara bertahap dalam jangka waktu yang
relatif lama.Maksudya bahwa perubahan dalam arti perkembangan bukan merupakan
yang sifatnya sesaat ,melainkan terjadi dalam suatu proses yang berlangsung
secara berkelanjutan dalam waktu relatif lama .Contohya pertumbuhan mulai dari proses balita
,anak-anak ,remaja ,dewasa ,dan usia lanjut.
5.
Perubahan dalam arti perkembangan dapat berlangsung
sepanjang hayat dari mulai sejak masa konsepsi hingga meninggal dunia. Perkembangan
tidak hanya terbatas sampai dengan masa remaja ,melainkan dapat berlanjut terus
hingga seseorang meninggal dunia .
BAB III
PEMBAHASAN
Perubahan sosial
merupakan gejala sosial yag dialami oleh setiap masyarakat. Masyarakat memiliki
kecenderungan untuk semakin maju dan berkembang, seiring dengan kemajuan pola
pikir dan tingkat kemampuannya.
Perubahan sosial, kebudayaan, dan individual memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing- masing. Perubahan sosial yang terjadi di daerah saya
sudah terjadi seiring dengan perkembangan zaman. Masyarakat di lingkungan saya
merupakan masyarakat yang individualis, mengapa saya katakan seperti itu?
Karena tingkat toleransi dan kekerabatan antar tetangga kurang terjalin, hal
ini terjadi dikarenakan lingkungan yang warganya memiliki tingkat aktivitas
yang tinggi, sehingga hubungan antar tetangga kurang terjalin secara harmonis.
Perubahan sosial
yang terjadi pada remaja di lingkungan saya, kecenderungan remaja untuk
melakukan hal – hal yang berdampak buruk bagi diri mereka seperti, tidur larut
malam,berkumpul dengan teman – teman sambil mendengarkan musik Dj hingga pagi,
dan berakibat mereka malas untuk bersekolah, tidak mendengarkan nasihat orang
tua dll. Sehingga dengan Rasa tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada
membuat masyarakat mencoba berkeinginan untuk mengadakan perubahan terhadap
lingkungan masyarakat yang sudah mulai keluar dari koridor norma- norma yang
sudah ada.
Adanya usaha
masyarakat untuk menyesuaikan diri
dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru membuat sedikit perubahan yang
berarti bagi lingkungan. Banyaknya kesulitan yang dihadapi memungkinkan manusia
berusaha untuk dapat mengatasinya, dengan tujuan mengadakan perubahan yang
berdampak positif bagi lingkungan, untuk mewujudkan masyarakat yang berbudi
luhur dan santun.Tingkat kebutuhan masyarakat semakin kompleks dan adanya
keinginan untuk meningkatkan taraf hidup, membuat hal ini menjadi salah satu
penghambat dalam menciptakan perubahan sosial , karena akan menimbulkan
kesenjangan sosial yang terjadi dalam lingkungan.
Oleh karena itu
diperlukan Sikap terbuka dari masyarakat terhadap hal – hal yang baru, baik
yang datang dari dalam maupun dari luar masyarakat, dengan mempunyai sikap
keterbukaan , kecerdasan berfikir masyarakat lebih terbuka demi menuju
masyarakat yang maju. Dengan pendidikan
dapat memberikan nilai- nilai tertentu bagi manusia untuk meraih masa
depan yang lebih baik.
Berdasarkan
teori dan kenyataan yang saya jelaskan tadi seharusnya remaja yang merupakan
asset masa depan bangsa memiliki pendidikan yang baik, sikap dan norma yang
sesuai dengan aturan yang berlaku, dan memiliki keinginan yang tinggi untuk
belajar dan merubah nasib keluarganya. Tetapi sebenarnya hal itu masih jauh
dari kenyataan, dikarenakan lingkungan yang tidak mendukung dan keinginan dari
diri sendiri untuk merubah nasib kurang ada. Mereka hanya berfikiran bahwa
dengan kehidupan yang mereka jalankan sekarang membuat mereka nyaman, sehingga
mereka kurang memikirkan hal – hal yang membuat mereka suksess.
Kemudian
seharusnya ibu dan bapak menjadi contoh dan teladan bagi anaknya, tetapi
sebenarnya yang terjadi di lingkungan saya, ibu ataupun bapak tidak lagi
menjadi contoh teladan kepada anaknya, karena ibu secara tidak langsung
mencontohkan hal yang tidak baik kepada anaknya, seperti mengatakan kata – kata
yang tidak baik di hadapan anaknya, memarahi anaknya di depan orang banyak, menjudges
anaknya ketika bersalah. Sehingga anak tersebut bisa jadi penakut, pemberontak,
dan lain sebagainya. Itu tergantung dari mental si anaknya sendiri, bagaimana
dia mengingat hal – hal yang pernah di dengar dan diucapkan orang lain.
Perubahan
budaya adalah perubahan unsur-unsur kebudayaan karena perubahan pola
pikir masyarakat sebagai pendukung kebudayaan.Unsur-unsur kebudayaan yang
berubah adalah sistem kepercayaan/religi, sistem mata pencaharian hidup, sistem
kemasyarakatan, sistem peralatan hidup dan tehnologi, bahasa, kesenian, serta
ilmu pengetahuan.Perubahan kebudayaan pada suatu masyarakat merupakan
keniscayaan dan tidak dapat dielakkan. Masyarakat tidak pernah statis, selalu
dinamis berubah dari satu keadaan ke keadaan lainnya yang disebabkan oleh
berbagai faktor. Perubahan ini dimaksudkan sebagai wujud tanggapan manusia
terhadap tantangan lingkungannya. Penyebab perubahan budaya dikarenakan adanya
kontak dengan budaya lain, seperti masuknya budaya barat ke indonesia. Oleh
karena itu, dengan danya kontak dengan budaya lain akan mempercepat laju
perubahan sosial budaya, sehingga budaya yang ada di indonesia, seiring waktu
akan terlupakan. Dan cara mengatasi masalah ini dengan sikap menghargai budaya
sebagai warisan luhur yang perlu dihargai dan ditunjukan kepada dunia bahwa
indonesia memiliki beragam etnis, suku, bahasa, pulau, yang membuat mata dunia
tertuju pada indonesia yang memiliki segala kekayaan alam maupun suku.
Tetapi sebenarnya budaya ada, tetapi kurang diperhatikan
orang, karena masyrakat sekarang sudah cenderung berfikir praktis dan simple,
tidak mau ribet. Karena budaya mempunyai banyak aturan dan adat istiadat yang
membuat remaja kurang tertarik dengan hal itu. Tetapi ada juga masyarakat yang
masih menjunjung tinggi budaya, hal ini tercontoh oleh kerluarga saya yang
masing menjunjung budaya dan suku, hal ini tergambar dari kedua orang tua saya
yang masih mengikuti dan menjalankan adat istiadat dari suku mereka, seperti
melestarikan budaya dari suku mereka seperti religi, melestarikan tari – tarian , cara menikahkan anak yang
masih menggunakan adat yang merupakan salah satu budaya, yang masih
terlestarikan, dan lain sebagainya.
Kemudian
seharusnya sistem pendidikan yang Maju. Pendidikan mengajarkan seseorang
untuk berpikir ilmiah dan objektif. Dengan kemampuan tersebut, seseorang dapat
menilai bentuk kebudayaan yang sesuai dengan kebutuhan serta kebudayaan yang
tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Berbekal pengetahuan itu seseorang
melakukan perubahan pada kebudayaan jika dirasa perlu. Oleh karena itu, sistem
pendidikan tinggi mampu mendorong munculnya perubahan sosial budaya. Tetapi
sebenarnya perubahan kebudayaan itu bisa dikombinasikan dengan keadaan yang
sekarang. Sehingga budaya itu tidak terlihat kaku.
Keinginan
untuk Maju.
Tidak ada seorang pun yang puas dengan keadaan sekarang. Mereka umumnya
menginginkan sesuatu yang lebih baik dari keadaan saat ini. Oleh karena itu,
orang akan melakukan berbagai upaya guna melakukan perubahan hidup yang
tentunya ke arah kemajuan. Sehingga
diperlukan toleransi terhadap perubahan,Sikap
toleransi dibutuhkan untuk mempercepat laju perubahan sosial budaya dalam
masyarakat. Adanya sikap toleransi menjadikan masyarakat lebih mudah menerima halhal
baru. Masyarakat akan menerima hal-hal baru yang dirasa membawa kebaikan.
Masyarakat yang
heterogen memudahkan terjadinya perubahan sosial budaya. Hal ini dapat dilihat
pada masyarakat Indonesia. Penduduk Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku,
ras, dan ideologi. Perbedaan-perbedaan yang ada tidak selamanya membawa
keuntungan bagi Indonesia. Perbedaan tersebut dapat menimbulkan konflik jika
tidak disertai dengan rasa toleransi yang tinggi. Konflik-konflik inilah yang
mendorong munculnya perubahan sosial budaya.
Sistem pelapisan
terbuka memungkinkan terjadinya gerak sosial vertikal yang lebih tinggi. Sistem
ini memberi kesempatan kepada seseorang untuk maju. Pandangan yang visioner
mendorong seseorang melakukan beragam perubahan. Bagi mereka masa lalu adalah
sesuatu yang patut untuk dikenang, bukan sebagai pedoman hidup. Masa depan harus lebih baik dari masa
sekarang. Visi inilah yang mendorong seseorang melakukan perubahan.
Suatu perubahan
akan berdampak besar jika setiap orang menerima perubahan tersebut. Keadaan ini
menjadi berbeda jika tidak ada seorang pun yang menanggapi perubahan tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN
Perubahan sosial merupakan gejala pergeseran atau pergantian
yang bersifat normal dan universal artinya perubahan itu penting dan pasti
terjadi pada masyarakat apapun dan dimanapun sebagai suatu variasi dari cara –
cara hidup yang lebih diterima, baik karena perubahan kondisi geografis,
kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun difusi ataupun
penemuan baru dalam masyrakat.
Terjadinya
perubahan sosial dalam suatu masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik
faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri maupun faktor yang berasal dari
luar masyarakat. Seperti halnya kejadian yang lain apabila terdapat sebab yang melatarbelakangi
terjadinya suatu kejadian pasti terdapat akibat yang ditimbulkan dari adanya
kejadian tersebut. Begitu pula dengan perubahan sosial disamping ada faktor
penyebab terjadinya perubahan sosial juga terdapat akibat/dampak dari perubahan
sosial itu sendiri, baik dampak yang bersifat positif ataupun yang bersifat
negatif.
Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau
aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak
pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik
(keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik
dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk
perilaku manusia.
Perilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain :
a.
Faktor-faktor predisposisi
(predisposing factors) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
b. Faktor-faktor pendukung (enebling
factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya
fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas,
obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
c.
Faktor-faktor pendorong (renforcing
factors), yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas
lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Daftar Pustaka
http://id.perubahan
sosial budaya.org/google
salam sehat selalu
BalasHapuscaja