BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Teori dan konsep perubahan sangat
penting dalam dunia keperawatan, karena dalam teori dan konsep kita dapat
mempelajari suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan perubahan
manusia dan lingkungan sekitar. Suatu perubahan sangat berpengaruh dalam
kehidupan masyarakat, apalagi jika seorang perawat berhasil menerapkan teori
dan konsep perubahan dengan baik dalam masyarakat.
Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan
merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat dielakkan. Berubah berarti
beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada pertumbuhan dan
tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan, kebingungan
dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan
pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implisit dan eksplisit atau
bersifat tertutup dan terbuka. Kenyataan ini penting khususnya dalam
kepemimpinan dan manajemen. Pemimpin secara konstan mencoba menggerakkkan sistem
dari satu titik ke titik lainnya untuk memecahkan masalah.
Maka secara konstan pemimpin
mengembangkan strategi untuk merubah orang lain dan memecahkan masalah.
Keperawatan yang sedang berada pada proses profesionalisasi terus berusaha
membuat atau merencanakan perubahan. Adaptasi terhadap perubahan telah menjadi
persyaratan kerja dalam keperawatan. Personal keperawatan bekerja untuk
beberapa pimpinan, termasuk klien dan keluarganya, dokter, manajer keperawatan,
perawat pengawas dan perawat penanggung jawab yang berbeda dalam tiap ship.
Perawat pelaksana menemukan peran bahwa mereka berubah beberapa kali dalam satu
hari. Kadang seorang perawat menjadi manajer, kadang menjadi perawat klinik,
kadang menjadi konsultan dan selalu dalam peran yang berbeda.
Sebagai perawat pelaksana maupun
sebagai manajer keperawatan kita perlu membuat perubahan untuk meningkatkan
kesadaran dan keterlibatan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
Perawat tentu saja berharap perubahan tersebut jangan sampai menimbulkan
konflik. Oleh karena itu, sebaiknya perawat perlu mengetahui teori-teori yang
mendasari perubahan.
1.2. Tujuan
Penulisan
a.
Untuk
mengetahui teori perubahan menurut Roger.
b.
Untuk
mengetahui konsep berubah yang ada dalam pelayan kesehatan.
1.3. Manfat
Penulisan
1.
Mahasiswa dapat
mempelajari bagaiman cara menerapkan teori perubahan menurut Roger.
2.
Mahasiswa dapat
mempelajari bahkan dapat menerapakan konsep berubah serta bagian-bagiannya
dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.
Konsep Perubahan
Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan
yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata. Sedangkan
konsep keperawatan merupakan ide yang menyusun suatu rangka konseptual atau
model keperawatan.
Perubahan merupakan suatu proses di
mana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi
status tetap yang bersifat dinamis , artinya dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang ada , perubahan dapat mencakup keseimbangan personal sosial
maupun organisasi untuk dapat menjadikan peribadian atau penyempurnaan serta
dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.
Perubahan
yang dimaksud adalah perubahan yang direncanakan yaitu suatu usaha sistematik
untuk mendesain ulang suatu organisasi dengan cara melakukan adaptasi pada
perubahan yang terjadi dilingkungan eksternal maupun internal untuk mencapai
sasaran baru. Banyak definisi pakar tentang berubah, dua diantaranya yaitu : 1.
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987) 2. Berubah merupakan
proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi
(Brooten,1978)
Perkembangan profesi keperawatan tidak
terlepas dari konsep perubahan yang dimiliki oleh para praktisi, akademisi atau
seseorang yang masih ingin mengembangkan keperawatan, yang memiliki keyakinan
dan teori perubahan yang ingin dimilkinya. Sebagai gambaran dalam merubah
profesi keperawatan kearah yang lebih profesional.
2.2.
Fungsi Perubahan
Adapun
fungsi dari perubahan ialah :
1. Perubahan ditujukan untuk
menyelesaikan masalah.
2. Perubahan ditujukan untuk membuat
prosedur kerja lebih efisien.
3. Perubahan ditujukan untuk mengurangi
kegiatan yang tidak penting.
2.3.
Teori Perubahan Menurut Roger
Roger (1962) mengembangkan teori dari Lewin (1951) tentang 3
tahap perubahan dengan menekankan pada latar belakang individu yang terlibat
dalam perubahan dan lingkungan dimana perubahan tersebut dilaksanakan. Roger
menjelaskan 5 tahap dalam perubahan, yaitu: kesadaran, keinginan, evaluasi,
mencoba, dan penerimaan atau dikenal juga sebagai AIETA (Awareness,
Interest, Evaluation, Trial and Adoption). Menurut Roger E
untuk mengadakan suatu perubahan perlu ada ada langkah yang di tempuh seningga
harapan atau tujuan akhir dari perubahan dapat tercapai. Langkah-langkah
tersebut antara lain :
1.
Tahap awarness
Tahap ini merupakan tahap awal yang
mempunyai arti bahwa dalam mengadakan perubahan di perlukan adanya kesadaran
untuk berubah apabila tidak ada kesadaran untuk berubah. Maka tidak
mungkin tercipta suatu perubahan.
2.
Tahap interest
Tahap yang kedua dalam mengadakan
perubahan harus timbul perasaan minat terhadap perubahan yang dikenal. Timbul minat
yang mendorong dan menguatkan kesadaran untuk berubah.
3
Tahap evaluasi
Pada tahap ini terjadi penilaian
terhadap suatu yang baru agar tidak terjadi hambatan yang akan ditemukan selama
mengadakan perubahan. Evaluasi ini dapat memudahkan tujuan dan langkah dalam
melakukan perubahan.
4
Tahap trial
Tahap ini merupakan tahap uji coba
terhadap suatu yang baru atau hasil perubahan dengan harapan suatu yang baru
dapat diketahui hasilnya sesuai dengan kondisi atau situasi yang ada dan
memudahkan untuk diterima oleh lingkungan.
5
Tahap adoption
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari
perubahan yaitu proses penerimaan terhadap suatu yang baru setelah dilakukan
uji coba dan merasakan adanya manfaat dari suatu yang baru sehingga selalu
mempertahankan hasil perubahan.
Tahap berubah menurut Roger E
Roger (1962) percaya bahwa proses
penerimaan terhadap perubahan lebih kompleks dari tahap yang dijabarkan Lewin
(1951). Terutama pada setiap individu yang terlibat dalam proses perubahan
dapat menerima atau menolaknya. Meskipun perubahan dapat diterima,mungkin saja
suatu saat akan ditolak setelah perubahan tersebut dirasakan sebagai hal
yang menghambat keberadaannya.
Roger mengatakan bahwa perubahan yang
efektif tergantung individu yang terlibat, tertarik, dan berupaya selalu untuk
berkembang dan maju serta mempunyai suatu komitmen untuk bekerja dan
melaksanakannya.
2.4.
Sifat dan Proses Perubahan
Dalam proses perubahan akan
menghasilkan penerapan diri konsep atau ide terbaru, Menurut Lancaster tahun
1982, proses perubahan memiliki tiga sifat diantaranya perubahan bersifat
berkembang , spontan dan di rencanakan.
1.
Perubahan
bersifat berkembang
Sifat perubahan ini mengikuti dari
proses perkembangan yang baik pada individu, kelompok atau masysrakat secara
umum , proses perkembangan ini dimulai dari keadaan atau yang paling besar
menuju keadaan yang optimal atau matang ,sebagai mana dalam perkembangan
manusia sebagai mahluk individu yang memiliki sifat yang selalu berubah dalam
tingkat perkembangan nya.
2.
Perubahan
bersifat spontan
Sifat perubahan ini dapat terjadi
karena keadaan yang dapat memberikan respon tersendiri terhadap
kejadian-kejadian yang bersifat alamiah yang diluar kehendak manusia yang
tidak diramalkan atau diprediksi hingga sulit untuk di antisipasi seperti
perubahan keadaan alam, tanah longsor banjir dll. Semuanya akan menimbulkan
terjadi perubahan baik dalam diri, kelompok atau masyarakat bahkan pada sistem
yang mengaturnya.
3.
Perubahan
bersifat direncanakan
Perubahan bersifat direncanakan ini
dilakukan bagi individu, kelompok atau masyarakat yang ingin mengadakan
perubahan yang kearah yang lebih maju atau mencapai tingkat perkembangan yang
lebih baik dari keadaan yang sebelumnya, sebagaimana perubahan dalam sistem
pendidikan keperawatan di Indonesia yang selalu mengadakan perubahan sejalan
dengan perkembangan ilmu kedokteran dan sistem pelayanan kesehatan pada
umumnya.
2.5.
Tipe Perubahan
Perubahan
merupakan sesuatu yang mungkin sulit diterima bagi seseorang, kelompok atau
masyarakat yang belum memahami makna perubahan. Tipe-tipe perubahan sebagai
berikut:
a. Tipe indoktrinasi
Suatu perubahan yang lakukan oleh
sekelompok atau masyarakat yang menginginkan pencapaian tujuan yang di harapkan
dengan cara memberi doktrin atau menggunakan kekuatan sepihak untuk dapat
berubah.
b.Tipe paksaan atau kekerasan
Merupakan tipe
perubahan dengan melakukan pemaksaan atau kekerasan pada anggota atau seorang
dengan harapan tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana
c. Tipe
teknokratik
Merupakan tipe
perubahan dengan melibatkan kekuatan lain dalam mencapai tujuan yang di
harapkan terdapat satu pihak merumuskan tujuan dan pihak lain untuk membantu
mencapai tujuan.
d. Tipe
interaksional
Merupakan perubahan dengan
menggunakan kekuatan kelompok yang berintraksi satu dengan yang lain dalam
mencapai tujuan yang harapkan dari perubahan.
e. Tipe
sosialisasi
Merupakan suatu
perubahan dalam mencapai tujuan dengan menggunakan kerja sama dengan kelompok
lain tetapi masih menggunakan kekuatan untuk mencapai
tujuan yang hendak dicapai.
f. Tipe
emultif
Merupakan suatu
perubahan dengan menggunakan kekuatan unilateral dengan tidak merumuskan tujuan
terlebih dahulu secara sungguh-sungguh perubahan ini dapat dilakukan pada
system diorganisasi yang bawahannya berusaha.
g.Tipe alamiah
Perubahan yang terjadi
akibat sesuatu yang tidak disengaja tetapi dalam merumuskan dilakukan secara
tidak sungguh-sungguh, seperti kecelakaan maka seseorang ingin mengadakan
perubahan untuk lebih berhati-hati dalam berkendara dan lain sebagainya.
2.6.
Proses Terjadinya Perubahan
Dalam
proses perubahan akan terjadi sebuah siklus. Siklus dalam sistem perubahan
tersebut itulah yang dinamakan sebuah proses yang akan menghasilkan sesuatu dan
berdampak pada sesuatu. Dalam proses perubahan terdapat komponen yang satu
dengan yang lain dapat mempengaruhi seperti perubahan perilaku sosial ,
perubahan structural dan intitusional dan perubahan teknologi.
Proses perubahan dapat saling mempengaruhi komponen yang ada, sebagaimana
contoh dengan adanya penemuan teknologi tepat guna,maka di masyarakat akan
terjadi perubahan dalam perilaku sosial kemungkinan masyarakat akan menggunakan
dari teknologi yang dihasilkan. Perilaku sosial di masyarakat akan
dapat berubah struktural institusional dari sistem organisasi yang ada di
masyarakat.
2.7.
Motivasi Dalam perubahan
Pada dasarnya setiap manusia mengalami proses perubahan
dan memiliki sifat berubah, mengingat berubah merupakan salah satu bagian dari
kebutuhan manusia. Berubah timbul karena adanya suatu motivasi yang ada dalam
diri manusia. Motifasi timbul karena ada tuntutan kebutuhan dasar manusia
sedang kebutuhan dasar manusia yang dimaksud antara lain:
a.
Kebutuhan
fisiologis seperti makanan, minum, tidur, oksigenasi dan lain-lain yang secara
fisiologis dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidupnya, berdasarkan
kebutuhan tersebut, manusia akan selalu ingin mempertahankan hidupnya dengan
jalan memenuhi atau selalu mengadakan perubahan.
b.
Kebutuhan aman.
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia agar mendapat jaminan keamanan atau
perlindungan dari berbagai ancaman bahaya yang ada sehingga manusia
selalu ingin memenuhinya dengan jalan mengadakan perubahan untuk
mempertahankan
kebutuhan tersebut, seperti mendapatkan pekerjaan yang tetap, bertempat
tinggal yang aman dan lebih baik
c.
Kebutuhan
sosial. Ketentuan ini mutlak diperlukan karna manusia tidak akan dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain, sehingga untuk memenuhi kehidupan sosialnya
manusia selalu termotivasi untuk mengadakan perubahan dalam memenuhi kebutuhan
seperti mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan.
d.
Kebutuhan
penghargaan dan dihargai. Setiap manusia selalu ingin mengadakan penghargaan
dimata masyarakat akan prestasi, status dan lain-lain untuk manusia akan
termotivasi untuk mengadakan perubahan.
e.
Kebutuhan
aktualisasi diri, Kebutuhan perwujudan agar diakui masyarakat akan
kemampuannya dan potensi yang dimiliki, akan motivasi seseorang untuk memacu
diri dalam memenuhi suatu kebutuhan.
Kebutuhan interpersonal yang meliputi kebutuhan untuk
berkumpul bersama, kebutuhan untuk melakukan kontrol dalam mendapatkan pengaruh
dari lingkungan dalam menjalankan sesuatu dan kebutuhan untuk dikasihi dapat
menjadikan motivasi tersendiri dalam mengadakan perubahan.
2.8.
Tahap Pengelolaan Perubahan
Pengelolaan perubahan menjadi kompetensi utama bagi
manajer perawat saat ini. Ketidakefektifan penerapan perubahan akan berdampak
buruk terhadap manajer, staf, dan organisasi serta menghabiskan waktu dan dana
yang sia-sia. Pegawai ingin belajar perubahan dari pimpinan. Bolton et al.
(1992) menjelaskan 10 tahap pengelolaan perubahan organisasi sebagaimana pada
tabel dibawah ini.
Tabel 1.2 tahap pengelolaan perubahan
(bolton et. Al., 1992)
|
Tahap
|
Penjelasan
|
1
|
Mendefinisikan tujuan perubahan dengan melakukan
pengkajian kepada
orang yang layak, menguji dokumen, dan menulis
bahan-bahan yang
sudah dikembangkan, dan secara konsisten menatap
kedepan sesuai
visi yang telah ditetapkan.
|
2
|
Meyakinkan tentang kesesuaian tujuan perubahan dengan
rencana
strategis organisasi.
|
3
|
Dimana tujuan akan dapat dilaksanakan dengan baik dan
orang lain akan
dengan senang hati terlibat didalamnya.
|
4
|
Menentukan siapa yang akan memimpin perubahan. Pemimpin
harus mengomunisasikan visi secara evektiv kepada
setiap orang
dimasing-masing tatanan. Jabatan
organisasi dan berperan sebagai
pelatih, mentor, pendengar, dan mendukung kerja
kelompok.
|
5
|
Memfasilitasi komitmen semua pihak yang terlibat
(stakeholders).
|
6
|
Mengidentifikasi instrumen tujuan yang spesifik yang
dapat
dipergunakan sebagai tolak ukur pencapaian perubahan.
|
7
|
Membangun suatu tim kerja yang solid. Tim kerja
tersebut harus
mempunyai tanggung jawab yang jelas, mampu
berkomunikasi dengan
yang lainya, dan juga mampu melakukan negosiasi dan
penyelesaian masalah.
|
8
|
Melibatkan semua tim kesehatan yang turut serta dalam
praktik
keperawatan profesional kepada pasien. Tim tersebut
harus mendukung
dan terlibat dalam perubahan yang diharapkan oleh
organisasi.
|
9
|
Belajar dari kesalahan masa lalu untuk mengindari
kesalahan yang sama.
|
10
|
Mengajarkan kepada kelompok kerja tentang proses
interaksi perencanaan
yang baik. Selalu mengembang sesuatu yang komprehensif.
Dengan mengomunikasikanya secara terus-menerus.
|
2.9.
Pedoman Untuk Pelaksanaan Perubahan
Untuk terlaksananya suatu perubahan, maka hal-hal yang
tersebut dibawah ini dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan perubahan.
1.
Keterlibatan
Tidak ada seorang pun yang mengetahui semuanya.
Menghargai kemampuan dan pengetahuan orang lain serta melibatkanya dalam
perubahan merupakan langkah awal kesuksesan perubahan. Orang akan bekerja sama
dan menerima pembaharuan jika mereka menerima suatu informasi tanpa ancaman dan
bermanfaat bagi dirinya.
2.
Motivasi
Orang akan terlibt aktif dalam pembaharuan jika mereka
termotivasi. Motivasi tersebut akan timbul jika apa yang sudah dilakukan
bermanfaat dan dihargai.
3.
Perencanaan
Perencanaan ini termasuk jika sistem tidak bisa berjalan
secara efektif dan perubahan apa yang harus dilaksanakan.
4.
Legitimasi
Setiap perubahan harus mempunyai aspek legal yang jelas,
siapa yang melanggar, dan dampak apa yang secara administratif harus diterima
olehnya.
5.
Pendidikan
Perubahan pada prinsipnya adalah pengulangan belajar atau
pengenalan cara baru agar tujuan dapat tercapai.
6.
Manajemen
Agen pembaharu harus menjadi model dalam perubahan dengan
adanya keseimbangan antara kepemimpinan terhadap orang dan tujuan/produksi yang
harus dicapai.
7.
Harapan
Berbagai harapan harus ditekankan oleh agen pembaharu:
hasil yang berbeda engan sebelumnya direncanakan; terselesaikanya
masalah-masalah diinstitusi kepercayaan dan reaksi yang positif dari staf.
8.
Asuh (nurturen)
Bimbingan dan dukungan staf dalam perubahan. Orang
memerlukan suatu bimbingan dan perhatian terhadap apa yang telah mereka
lakukan, termasuk konsultasi terhadap hal-hal yang bersifat pribadi.
9.
Percaya
Kunci utama dalam pelaksanaan perubahan adalah
berkembangnya rasa percaya antar tim. Semua yang terlibat harus percaya kepada
agen pembaharu dan agen pembaharu juga harus percaya kepada staf yang
terlibat dalam perubahan.
2.10. Change Agen
Dalam
perkembangan karier profesional, setiap individu akan terpanggil untuk menjadi
agen pembaharu. Menjadi agen pembaharu akan menjadi hal yang sangat menarik dan
menyenangkan sebagai bagian dari peran profesional. Keadaan tersebut akan
terjadi, jika anda merespons setiap perubahan yang terjadi di sekeliling anda
(vestal, 1999).
- Hal pertama yang harus dilakukan
adalah mengontrol perilaku anda dan bagaimana cara anda mengelola
perubahan. Anda dapat memilih sebagai pionir, penjelajah, dan seseorang
yang berpikiran positif, serta pelaku dengan motivasi yang tinggi. Anda
dapat mengawali proses perubahan dengan mengurangi / menghilangkan
hambatan-hambatan dan memulainya setahap demi setahap. Hal ini tidak berat
untuk melihat perawat dapat mengentrol prilaku tersebut, sehingga perawat
akan menjadi pemimpin yang baik pada masa depan.
- Untuk menjadi seorang agen
pembaharu yang efektif, anda perlu menjadi bagian dari perubahan dan tidak
menjadi orang yang resisten terhadap perubahan, berpartisipasi aktif dalam
perubahan yang sedang berlangsung akan menjadikan peran anda menjadi lebih
bermakna dikemudian hari.
- Menyelesaikan setiap fenomena yang
terjadi dan memilih hal-hal yang akan diubah. Perubahan bukan hanya
hal-hal yang mudah, tetapi juga hal-hal yang memerlukan suatu tantangan.
Sebagaimana orang bijak mengatakan ”siapa saja bisa berhasil menyeberangi
dilaut yang terang, tetapi keberhasilan menyeberangi ombak akan
mendapatkan penghargaan yang sesungguhnya”.
4.
Hadapilah
setiap perubahan dengan senang dan penuh humor. Yakinkan bahwa perubahan bahwa
perubahan adalah hal yang menantang dan menjadi agen pembaharu akan lebih
sulit. Jika anda menjadi stres karena terlalu serius dalam perubahan tersebut,
maka anda akan mengalami gangguan kesehatan. Keadaan tersebut berdampak buruk
terhadap diri anda sendiri dan institusi tempat anda bekerja.
Selalu berpikiran kedepan dari pada hanya merenungi
hal-hal yang sudah terjadi pada masa lalu (fix, the past). Berpikirlah suatu
cara terbaru dan kesempatan untuk terlaksananya suatu perubahan. Belajar dari
kesalahan, dan berpikir terus kedepan akan menjadikan anda seorang agen
pembaharu yang sukses. Hal yang harus disadari adalah bahwa apa yang akan anda
lakukan sekarang belum tentu dapat dipetik manfaatnya pada saat ini. Oleh
karena itu, kesuksesan dalam perubahan harus disertai langkah-langkah antisipatif
untuk kesuksesan institusi di masa depan.
2.11. Respon Terhadap
Suatu Perubahan
Bagi
sebagian individu perubahan dapat dipandang sebagai suatu motivator dalam
meningkatkan prestasi atau penghargaan. Tapi kadang-kadang perubahan juga
dipandang sebagai sesuatu yang mengancam keberhasilan seseorang dan hilangnya
penghargaan yang selama ini didapat. Apakah seseorang memandang perubahan
sebagai suatu hal yang penting atau negatif. Umumnya dalam perubahan sering
muncul resistensi atau adanya penolakan terhadap perubahan dalam berbagai
tingkat dari orang yang mengalami perubahan tersebut.Menolak perubahan atau
mempertahankan status quo ketika berusaha melakukan perubahan, bisa saja
terjadi. Karena perubahan bisa merupakan sumber stress. Oleh karenanya
timbullah perilaku tersebut. Penolakan sering didasarkan pada ancaman terhadap
keamanan dari individu, karena perubahan akan mengubah perilaku yang ada. Jika
perubahan menggunakan pendekatan pemecahan masalah maka harus diberitahukan
mengenai dampak yang mungkin timbul akibat perubahan. Faktor-faktor yang akan
merangsang penolakan terhadap perubahan misalnya, kebiasaan,kepuasan akan diri
sendiri dan ketakutan yang melibatkan ego. Orang-orang biasanya takut berubah
karena kurangnya pengetahuan, prasangka yang dihubungkan dengan pengalaman dan
paparan dengan orang lain serta ketakutan pada perlunya usaha yang lebih besar
untuk menghadapi kesulitan yang lebih tinggi. Perubahan memang menuntut
investasi waktu dan usaha untuk belajar kembali. Bila keperawatan yang sekarang
berada pada proses profesionalisasi untuk menjadi sebuah profesi yang mandiri
takut atau tidak siap dengan perubahan dan dampak yang mungkin
ditimbulkannya, bagaimana profesionalisasi itu akan terjadi? Beberapa contoh
ketakutan yang mungkin dialami seseorang dalam suatu perubahan antara lain : 1.
Takut karena tidak tahu. 2. Takut karena kehilangan kemampuan, keterampilan
atau keahlian yang terkait dengan pekerjaannya. 3. Takut karena kehilangan
kepercayaan / kedudukan. 4. Takut karena kehilangan imbalan. 5. Takut karena
kehilangan penghargaan, dukungan dan perhatian orang lain.
2.12. Perubahan Dalam Keperawatan
Dalam
perkembangannya keperawatan juga mengalami proses perubahan seiring dengan
kemauan dan teknologi. Aplikasi perawat dalam perubahan antara lain:
1. Memberikan
pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan untuk selalu berubah kearah
kemandirian.
2. Melakukan perubahan kearah yang
professional.
3. Memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dengan mengadakan
perubahan dalam penerapan model asuhan keperawatan yang tepat, sesuai dengan
lingkup praktek keperawatan.
4. Mengadakan perubahan melalui
penelitian keperawatan.
5. Menunjukkan jiwa professional dalam
tugas dan tanggung jawab.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan teori pada bab II maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
6.
Konsep
merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata. Sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide yang menyusun suatu rangka konseptual atau model keperawatan.
7.
Teori dan
konsep perubahan sangat penting dalam dunia keperawatan, karena dalam teori dan
konsep kita dapat mempelajari suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan
keseluruhan perubahan manusia dan lingkungan sekitar.
8. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang direncanakan
yaitu suatu usaha sistematik untuk mendesain ulang suatu organisasi dengan cara
melakukan adaptasi pada perubahan yang terjadi dilingkungan eksternal maupun
internal untuk mencapai sasaran baru.
9.
Menurut Roger ada 5 tahap dalam
perubahan, yaitu: kesadaran, keinginan, evaluasi, mencoba, dan penerimaan atau
dikenal juga sebagai AIETA (Awareness, Interest, Evaluation, Trial and
Adoption).
10. Untuk
terlaksananya suatu perubahan, maka hal-hal yang tersebut dijadikan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan perubahan yaitu keterlibatan, motivasi,
perencanaan, legitimasi, pendidikan, manajemen, harapan, asuh (nurturen),
percaya
3.2 Saran
1.
Bagi mahasiswa
diharapkan untuk dapat memahami konsep dan teori perubahan menurut Roger.
2.
Bagi mahasiswa
diharapkan dapat mengaplikasikan konsep perubahan pada pelayanan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul (2004). Pengantar Konsep Dasar
Keperawatan. Surabaya:
Salemba Medika.
Nursalam (2007). Manajemen Keperawatan Aplikasi
Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika