BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam
kajian mengenai teori permintaan uang, ada beberapa golongan yang berpendapat.
Pertama golongan kaum Klasik, golongan ini menganggap bahwa uang tidak memiliki
pengaruh terhadap sektor riil, suku bunga, kesempatan kerja dan pendapatan
nasional. Uang hanya berpengaruh terhadap harga barang. Bertambahnya uang
beredar akan mengakibatkan kenaikan harga saja, sedangkan jumlah output yang
dihasilkan tidak berubah. Teori permintaan uang Klasik dikenal dengan teori
kuantitas uang yang dirumuskan oleh Irving Fisher.
Sementara
itu teori moneter Keynesian menyatakan bahwa tingkat bunga sangat berpengaruh
terhadap perilaku masyarakat untuk memilih memegang uang tunai atau surat-surat
berharga. Penekanan faktor tingkat bunga terhadap keinginan memegang uang
inilah yang memungkinkan analisis permintaan uang sebagai alat untuk memperoleh
keuntungan. Permintaan uang menurut Keynes yaitu permintaan uang sebagai alat
transaksi dan permintaan uang untuk spekulasi.
Peranan
uang dalam perekonomian antara lain dapat meningkatkan efisiensi baik bagi
produsen, konsumen dan kegiatan ekonomi pada umumnya. Dalam perkembangannya,
jumlah uang yang beredar yang ada di Indonesia tidak tertutup kemungkinan untuk
mengalami kenaikan atau penurunan jumlah uang beredar. Gejala bertambahnya
jumlah uang beredar merupakan fenomena ekonomi, karena berkaitan dengan fungsi
uang sebagai alat tukar, yang semakin dibutuhkan pada saat perekonomian semakin
berkembang.
B. Rumusan Masalah
Dalam
makalah ini, penyusun akan memberikan gambaran mengenai pembahasan-pembahasan
tentang penawaran dan permintaan uang, antara lain:
1. Bagamana permintaan uang menurut keynes dan kaum
klasik
2. Apa saja motif
permintaan uang menurut keynes
3. Menjelaskan beberapa hal yang mempengaruhi permintaan
uang
4. Apa saja faktor – faktor permintaan uang
C. Tujuan Masalah
1. Untuk
mengetahui permintaan uang menurut keynes dan teori kuantitas
2. Untuk
mengetahui motif – motif dari permintaan uang
3. Untuk mengetahui beberapa hal yang
mempengaruhi permintaan uang
3. Untuk mengetahui
faktor-
faktor permintaan uang
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERMINTAAN UANG
Permintaan uang merupakan
jumlah uang yang diinginkan masyarakat dalam suatu perekonomian. Berbicara mengenai permintaan uang, suatu keadaan yang dimana apabila
permintaan uang di masyarakat cenderung meningkat maka akan menjadi ancaman
dalam prekonomian, sebut saja inflasi. Inflasi merupakan keadaan dimana naiknya
harga suatu barang secara terus menerus. Contohnya saja pada saat hari-hari
penting seperti Hari Raya, Natal dan Tahun Baru harga barang melonjak naik
seperti kebutuhan sehari – hari misalnya harga cabai yang tadinya hanya Rp15.000 per kilo naik menjadi Rp 35.000 per kilo. Hal
ini merupakan ancaman bagi masyarakat apabila tidak mengatur jumlah uang yang
dikeluarkan. Dengan kejadian ini pemerintah mengambil tindakaan untuk mengatasi
ancaman seperti ini yaitu dengan menegluarkan sebuah kebijakan yaitu Kebijakan
Moneter
Kebijakan
moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta
neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam
kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk
memulihkan (tindakan stabilisasi).
B.
TEORI TENTANG PERMINTAAN UANG
- Teori permintaan uang menurut keynes
- Teori permintaan uang menurut kaum klasik
- Teori Modal Milton Friedman
1. Teori Keynes
Keynes menerangkan mengapa seseorang memegang uang kas
berdasarkan kegunaan uang. Dalam teorinya tentang permintaan akan uang kas,
Keynes membedakan antara motif transaksi (dan berjaga-jaga) serta spekulasi.[1][4] Seseorang memerlukan uang karena dia akan melakukan
transaksi dan untuk berjaga-jaga (kalau sakit, terkena musibah dan sebagainya
yang pada akhirnya merupakan kegiatan transaksi). Selain itu orang mau memegang
uang karena motif spekulasi, dalam hal ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh
hasil dari uang yang dipegang maksimum, dengan cara mengkombinasikan uang yang
dipegang dengan bentuk kekayaan lainnya.
Menurut JohnMaynard Permintaan uang tidak hanya datang
dari pribadi (individu) tetapi juga datang dari perusahaan, serta satuan
pelaksana ekonomi yang lain seperti pemerintah maupun sector luar negeri.
Keynes ada 3 motif yang mempengaruhi permintaan uang
tunai oleh masyarakat.
Ketiga motif tersebut yaitu:
1. Motif transaksi
Keynes
mengatakan bahwa permintaaan uang tunai untuk keperluan transaksi
tergantung pada tingkat pendapatan seseorang. Semakin tinggi tingkat
pendapatan, semakin besar keinginan memegang uang tunai untuk bertransaksi .
sebaliknya jika, motif transaksi rendah apabila pendapatan juga rendah.
Kemudian motif memegang uang untuk melakukan transaksi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya ,hal ini
dilakukan setiap hari oleh setiap individu. Bila seseorang digaji dalam harian, maka ia akan
memegang uang lebih sedikit dibandingkan
dengan orang yang menerima gaji bulanan. Kalau setiap
hari misalnya seorang buruh memperoleh upah / gaji, maka ada kecenderungan
baginya untuk tidak perlu memegang uang tunai untuk keperluan transaksi ,
karena begitu ia menerima uang untuk melakukan pembayaran suatu transaksi pada
saat itu juga ia menerima uang tunai dari upah atau gajinya. Menurut Keynes, Orang rata-rata akan memegang
uangnya sebesar Y/2. apabila ia
menerima gaji Rp.300.000 perbulan, maka ia akan
rata-rata memegang uangnya sebesar Rp.150.000.

Berdasarkan gambar kurva diatas maka terlihat bahwa
ketika terjadi kenaikan tingkat pendapatan dari (Yo) ke (Yi) maka jumlah uang
yang dibutuhkan untuk transaksi juga meningkat dari (Mo ke Mi).
Jadi seberapa besar atau kecilnya orang memegang uang tergantung dari
pendapatannya.
2.
Motif berjaga-jaga
Merupakan motif yang akan digunakan untuk menghadapi ketidakpastian masa yang
akan datang,motif ini juga tergantung dengan seberapa pendapatan oleh setiap individu jika semakin besar pendapatan individu maka uang yang digunakan untuk berjaga-juga juga
relatif lebih besar.jadi motif ini juga dipengaruhi oleh pendapatan.
Permintaan
uang tunai untuk transaksi dan berjaga
jaga kita beri simbol (M) dan Pendapatan (Y ). Dimana M = f (Y) tidak
terpengaruh oleh tingkat suku bunga.

3. Motif spekulasi
Permintaan uang tujuan spekulasi berlatar belakang
untuk mendapatkan penghasilan atau keuntungan . Adapun faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya permintaan uang tunai guna spekulasi adalah tingkat suku
bunga.
Spekulasi di sini adalah meminta uang tunai untuk
membeli saham, obligasi, surat berharga atau ditabung. Kalau tingkat bunga
rendah, maka jumlah uang tunai yang diminta guna spekulasi akan tinggi, karena
pelaku ekonomi lebih suka memegang uang tunnai untuk membeli saham atau
obligasi .
Sebaliknya apabila tingkat bunga tinggi, maka orang
akan berminat untuk menyimpan uang tunai guna mendapatkan penghasilan bunga,
sehingga jumlah uang tunai yang dipegang atau diminta untuk keperluan spekulasi
bekurang. Jadi ada hubungan yang negatif antara tingkat suku bunga dengan
jumlah uang yang diminta untuk keperluan spekulasi.

Berdasarkan
kurva di atas maka terlihat ketika terjadi kenaikan suku bunga dari ro ke r1
maka permintaan uang untuk spekulasi menurun dari Mo ke M1
Implikasi teori permintaan uang Keynes
Teori
permintaan uang Keynes mempunyai implikasi bahwa fungsi permintaan akan uang (Liquidity
Preference) adalah fungsi yang tidak stabil, dalam arti bahwa fungsi ini
bisa bergeser dari waktu ke waktu. Hal ini karena Keynes menekankan faktor uncertainly
dan expectation dalam menentukan posisi permintaan uang untuk tujuan
spekulasi
2. Teori Perminaan uang menurut Klasik
Teori Kuantitas (Quantity Theory) uang adalah
teori ekonomi mengenai permintaan uang demand for money (Boediono,1985:
17). Teori kuantitas tergolong sangat tua namun masih memadai dengan
keadaan saat ini. Teori kuantitas uang membahas penyebab utama terjadinya
perubahan nilai uang atau tingkat harga. Teori ini
menyatakan bahwa perubahan nilai uang atau tingkat harga merupakan akibat
adanya perubahan jumlah uang beredar. Seperti halnya benda-benda ekonomi
lainnya (ingat, bahwa uang juga merupakan barang ekonomi), bertambahnya jumlah
uang yang beredar dalam masyarakat akan mengakibatkan turunnya nilai mata uang.
Menurunnya nilai uang sama artinya dengan naiknya tingkat harga. Menurut teori
kuantitas uang, bertambahnya jumlah uang yang beredar cenderung mengakibatkan
naiknya tingkat harga (inflasi), dan sebaliknya. Teori kuantitas uang
dikemukakan oleh Irving Fisher. Ia mengemukakan persamaan yang dinamakan
persamaan pertukaran (equation of exchange) Persamaan pertukaran
dinyatakan sebagai berikut:
M.V = P.T
Dimana : M = jumlah uang yang beredar
V = Perputaran uang dari satu tangan
ke tangan lain dalam satu periode
(Velocity of
Money)
P = Harga barang
T = jumlah transaksi
Di dalam persamaan tersebut, M
sama dengan jumlah uang kertas, logam, dan uang giral yang beredar (terdapat)
dalam perekonomian. Kecepatan peredaran uang (V) ditentukan berdasarkan berapa seringnya
uang beredar yang terdapat dalam masyarakat berpindah tangan dalam satu tahun.
Apabila setiap jenis uang secara rata-rata berpindah tangan sebanyak sepuluh
kali dalam satu tahun, maka V adalah sepuluh. Nilai P ditentukan
berdasarkan indeks harga. Di dalam perekonomian terdapat banyak jenis barang
dan harganya berbeda-beda pula. Dari waktu ke waktu harga-harga mengalami
perubahan yang berbeda. Adalah tidak mungkin untuk menggambarkan semua keadaan
ini dalam persamaan di atas. Untuk menunjukkan keadaan harga-harga dan
perubahannya dari tahun ke tahun, digunakan indeks harga beserta
perubahan-perubahannya T menunjukkan
jumlah barang-barang jadi dan barang-barang setengah jadi yang
diperjualbelikan.
Berdasarkan asumsi tersebut maka
dalam persamaan MV = PT, besarnya faktor V dan T adalah tetap (konstan). T
dianggap tetap karena pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh, pendapatan
nasional tidak dapat ditambah lagi. Jumlah barang-barang yang diperjualbelikan (ditransaksikan)
pun tidak mengalami perubahan. Setiap perubahan jumlah uang beredar (M) akan
menimbulkan perubahan yang sama tingkatnya terhadap harga-harag (P). Ahli-ahli ekonomi Klasik berpendapat bahwa kecepatan peredaran uang (V)
adalah tetap. Mereka beranggapan bahwa jumlah uang beredar dan pertambahannya
tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap kecepatan peredaran uang.
Menurut mereka kecepatan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor teknis.
Faktor-faktor tersebut antara lain sistem pembayaran gaji dalam masyarakat,
kebiasaaan masyarakat dalam melakukan perdagangan, efisienai sistem
pengangkutan, dan kepadatan penduduk.
3. Teori Modal (Capital Theory)
Milton Friedman
Menurt Milton Friedman, uang
merupakan salah satu bentuk kekayaan seperti halnya bentuk-bentuk kekayaan yang
lain, misalanya surat berharga, tanah, dan keahlian. Bagi seorang pengusaha,
uang merupakan barang yang produktif. Apabila uang tersebut dikombinasikan
dengan faktor produksi yang lain, pengusaha dapat menghasilkan barang. Dengan
demikian, teori permintaan uang dapat pula dipandang sebagai teori tentang
modal
Friedman memberikan definisi
kekayaan meliputi segala sesuatu yang merupakan sumber pendapatan. Salah satu
sumber pendapatan ini berasal dari diri manusia itu sendiri, yaitu keahlian (skill).
Milton Friedman ternyata membagi
kekayaan dengan lima kategori, yaitu uang, kas obligasi, saham, kekayaan yang
berbentuk fisik, dan kekayaan yang berbentuk manusia atau keahlian (skill).
Dipandang dari seorang pemilik
kekayaan (bukan pengusaha), teori permintaan uang dapat disamakan dengan teori
permintaan akan barang konsumsi, jadi permintaan terhadap uang kas tergantung
pada tiga faktor utama, yaitu:
1. Jumlah total kekayaan
2. Harga dan pendapatan dari
berbagai alternative bentuk kekayaan
3. Selera dan kesukaan dari
pemilik kekayaan
Ada beberapa
hal yang mempengaruhi permintaan uang, diantaranya
1.
Pendapatan riil. Semakin tinggi
pendapatan, permintaan akan uang akan semakin besar. Ini karena konsumsi dan
tabungan akan bertambah seiring dengan meningkatnya pendapatan.
2.
Tingkat suku bunga. Semakin tinggi
suku bunga, permintan uang untuk motif spekulasi akan berkurang. Tingginya suku
bunga akan membuat biaya pinjaman uang untuk berspekulasi bertambah mahal.
Selain itu, jika tingkat suku bunga tinggi, orang akan lebih baik menabung di
bank dengan jaminan suku bunga yang ada daripada berspekulasi.
3.
Tingkat harga umum. Semakin tinggi
tingkat harga umum, permintaan akan uang akan semakin bertambah. Ini karena
harga barang/jasa bertambah mahal, sehingga dibutuhkan lebih banyak uang untuk
membelinya.
4.
Pengeluaran konsumen. Misalnya saja
pengeluaran konsumen pada bulan-bulan menjelang Natal, puasa, atau Hari Raya
lainnya akan bertambah. Akibatnya, permintaan uang juga akan bertambah.
Faktor- Faktor
Yang Mempengaruhi Permintaan Uang
o
Kekayaan dari masyarakat
o
Tersedianya
fasilitas kredit
o
Kepastian
tentang pendapatan yang diharapkan
o
Harapan tentang harga
o
Tersedianya beberapa alternatif
bentuk kekayaan
o
Sistem atau cara pembayaran yang
berlaku.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Uang
adalah suatu alat pembayaran yang sah diterbitkan oleh pemerintah melalui bank
sentral, baik berbentuk kertas maupun berbentuk logam yang memiliki nilai/
besaran tertentu sesuai tertera pada mata uang kertas ataupun logam tersebut,
dimana penggunaannya diatur dan dilindungi oleh undang-undang. Dalam kajian
mengenai teori permintaan uang, ada beberapa golongan yang berpendapat. Pertama
golongan kaum Klasik, golongan ini menganggap bahwa uang tidak memiliki
pengaruh terhadap sektor riil, suku bunga, kesempatan kerja dan pendapatan
nasional. Uang hanya berpengaruh terhadap harga barang. Bertambahnya uang
beredar akan mengakibatkan kenaikan harga saja, sedangkan jumlah output yang
dihasilkan tidak berubah. Teori permintaan uang Klasik dikenal dengan teori
kuantitas uang yang dirumuskan oleh Irving Fisher.
Dari beberapa teori permintaan uang di atas, Ada
beberapa hal yang mempengaruhi permintaan uang diantaranya ,Pendapatan riil.
Tingkat suku bunga,Tingkat harga umum Pengeluaran
konsumen.
Dalam
pembahasan topic uang, tingkat suku bunga, dan pendapatan nasional, dapat
dilihat dengan jelas keterkaitan masing-masing komponen tersebut dalam
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi disuatu Negara. Jadi menurut teori preferensi
likuiditas, jika tingkat pendapatan naik, maka tingkat bunga juga naik.
Pendapatan yang naik, akan menaikkan permintaan uang dan kemudian menaikkan
tingkat bunga keseimbangan.
Daftar
Pustaka
Jonhson.2013.Modul
Ekonomi Moneter.Medan: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan
Jonhson, 2013.Teori
Ekonomi Makro.Medan: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan
Suparmoko.1991.Pengantar
Ekonomika Makro.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Nopirin,Ph.D, Ekonomi Moneter, Edisi Pertama, BPFE : Yogyakarta,
November, 1992.
Budiono ,1995.Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BEFE